Kemarin secara tak sengaja aku menemukan air hexagonal di supermarket. Setelah kubaca brosurnya aku tertarik untuk membelinya meski harganya 3.5 kali harga aqua botol 1lt.
Sudah tiga hari ini aku mengkonsumsinya.
Setiap pagi ke belakangnya lancar dan banyak
serta warnanya gelap, mungkin racun-racun di tubuhkan keluar kali.
Ini hari ketiga mengkonsumsi air hexagonal.
Ke kamar kecilnya jadi lebih sering. Ini mungkin efek lainnya.
Kata brosur :
Bila terjadi reaksi/efek penyembuhan (healing process) seperti pusing, mengantuk, sendi-sendi kaku, buang air besar dan kecil berbau tajam, mulut bau dan lain-lain. Jangan khawatir, itu adalah reaksi sementara. Teruskan terapi untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Bisa menjadikan Aura lebih terang dan sehat. (kata brosurnya)
Ya semoga saya beroleh manfaat dari air hexagonal ini. Amien.
Popular Posts
-
Daun Salam, Mengobati Diabetes, Mengusir Diare Natural Healing Aku cari-cari tanaman obat e.... ketemu DAUN SALAM. Daun ini kan murah dan mu...
-
Ayah saya suka sayur bening "cenil", dan makannya juga bisa lahap. Akhirnya saya browsing di internet.... aku cari cenil...... tap...
-
Selada, Mengeluarkan Nikotin dan Mengusir Kanker Beberapa restoran fast food telah meninggalkan selada dalam menu-menunya, padahal begitu ba...
-
7 spiritual core values (nilai dasar ESQ) yang diambil dari Asmaul Husna yang harus dijunjung tinggi sebagai bentuk pengabdian manusia kepad...
-
selama kurang lebih seminggu ( 25-2-07 sd 2-03-070 aku mengikuti diklat editor buku yang diadakan oleh PUSGRAFIN bertempat di HT. Graha Din...
-
Aku janji mau nulis tentang hexagonal water. Apa.... ya? yang yang kurasakan ajalah. Setelah minum air hexagonal, ya... kalau ke 'belaka...
-
Benar-benar flu dech..... semalam tidur nggak nyenyak karena hidung tersumbat dan flu. Semoga Allah mengangkat penyakitku dan mengampuni seg...
-
Pagi ini pukul 07.20 aku sudah berangkat ke kampus. karena pagi ini pukul 07.30 akan ada acara audiensi antara mahasiswa dengan pimpinan Dek...
Friday, December 28, 2007
Thursday, December 27, 2007
Kasihan wanita itu
Tak perlu saya sebut nama maupun inisialnya. Seorang wanita sama seperti saya. Hampir semua orang pernah berurusan dengannya dan diajak bertengkar. Baik dos maupun kary semua pernah berurusan dengannya.
Aku sebagai orang baru, ternyata jadi sasaran juga.
Pagi ini Bosku istrinya keguguran.
Ketika saya bertanya kepadanya, mau menengok nggak Bu?
Dia jawab salam aja, karena dia banyak kerjaan. saya tanya ke teman yang lain, belum juga.
Ya sudah.
Akhirnya ada mahasiswa yang mau nengok. Dan sambil nyeletuk saya berkata : "aku boleh ngikut bonceng nggak? dia jawab boleh Bu. Karena memang anak-anak tsb mau naik motor.
Nggak ada ujung pangkalnya, wanita tadi ngomel. "Saya nggak masuk dua hari aja nggak ada yang nanya. anak sakit dua hari nggak ada yang nengok. Emban cinde eman siladan. (istilah Jawa yang artinya pilih kasih)".
Kami yang ada di ruangan tsb diam saja.
Wanita itu mendatangiku dan berkata " Mbak saya mau bicara empat mata!" sambil menuju mejaku. Dan mulailah dia "muntah". Mengungkit-ungkit semua kebaikan yang pernah dia lakukan. Dari mulai seragam....
Katanya karena dialah aku dapat seragam. karena dia yang mengemis-ngemiskan....."
Aku diam saja.....
kudengarkan saja "muntahannya"
Kemudian dia ungkit-ungkit masalah insentif seorang teman yang katanya "atas usaha dialah akhirnya dapet 300rb. Padahal mustinya hanya 125."
Semua dia ungkit-ungkit.
Masalah yang dulu juga. Padahal waktu itu sudah "titik" selesai!! Nol' kosong-kosong'
berarti "ndak ada masalah"
ternyata wanita mendendam,
Dia menghina aku, "katanya S2, intelek ternyata hatinya........
"Silahkan mengadu ke Pak I, ke Rektor,....."
Ya Allah, Wanita ini kenapa?
Saya cuma katakan " Hanya Allah yang tahu hati manusia Bu"
Belum terpuaskan "muntah"nya dan "hajat"nya aku stop aja dengan berkata:
"Sudah cukup bu. Maaf saya mau ke Kantor pos. mau ngeposin obat"
Lalu aku berkemas sambil berlalu pergi.
Aku segera ke ATM ambil uang dan pergi beli obat. Pulang ke rumah.
Mengemas obat dan buah ke dalam kardus dan ke kantor pos.
Langsung ke Melawai cari obat yang lain yang masih kurang
Ambil uang di Balqis (Setoran bulanan Koperasi)
Buat laporan bulanan Bens radio dan
Ba'da Isya pulang ke rumah.
Di sepanjang perjalanan aku cuma berdoa" ya Allah sadarkan wanita ini"
Sambil kuabcakan alfatihah dan Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun
Sesungguhnya kita ini milik Allah dan akan kembali kepadanya
hasbunallah wani'mal wakil nikmal maula wanikmanasir
Cukuplah Allah bagiku
Malam ini juga kubacakan Surat Yasin untuknya, semoga kami terlindung dari ketajaman lidah dan mulutnya.
Semoga Allah memberikan petunjuk kepada wanita malang itu.
Aku sebagai orang baru, ternyata jadi sasaran juga.
Pagi ini Bosku istrinya keguguran.
Ketika saya bertanya kepadanya, mau menengok nggak Bu?
Dia jawab salam aja, karena dia banyak kerjaan. saya tanya ke teman yang lain, belum juga.
Ya sudah.
Akhirnya ada mahasiswa yang mau nengok. Dan sambil nyeletuk saya berkata : "aku boleh ngikut bonceng nggak? dia jawab boleh Bu. Karena memang anak-anak tsb mau naik motor.
Nggak ada ujung pangkalnya, wanita tadi ngomel. "Saya nggak masuk dua hari aja nggak ada yang nanya. anak sakit dua hari nggak ada yang nengok. Emban cinde eman siladan. (istilah Jawa yang artinya pilih kasih)".
Kami yang ada di ruangan tsb diam saja.
Wanita itu mendatangiku dan berkata " Mbak saya mau bicara empat mata!" sambil menuju mejaku. Dan mulailah dia "muntah". Mengungkit-ungkit semua kebaikan yang pernah dia lakukan. Dari mulai seragam....
Katanya karena dialah aku dapat seragam. karena dia yang mengemis-ngemiskan....."
Aku diam saja.....
kudengarkan saja "muntahannya"
Kemudian dia ungkit-ungkit masalah insentif seorang teman yang katanya "atas usaha dialah akhirnya dapet 300rb. Padahal mustinya hanya 125."
Semua dia ungkit-ungkit.
Masalah yang dulu juga. Padahal waktu itu sudah "titik" selesai!! Nol' kosong-kosong'
berarti "ndak ada masalah"
ternyata wanita mendendam,
Dia menghina aku, "katanya S2, intelek ternyata hatinya........
"Silahkan mengadu ke Pak I, ke Rektor,....."
Ya Allah, Wanita ini kenapa?
Saya cuma katakan " Hanya Allah yang tahu hati manusia Bu"
Belum terpuaskan "muntah"nya dan "hajat"nya aku stop aja dengan berkata:
"Sudah cukup bu. Maaf saya mau ke Kantor pos. mau ngeposin obat"
Lalu aku berkemas sambil berlalu pergi.
Aku segera ke ATM ambil uang dan pergi beli obat. Pulang ke rumah.
Mengemas obat dan buah ke dalam kardus dan ke kantor pos.
Langsung ke Melawai cari obat yang lain yang masih kurang
Ambil uang di Balqis (Setoran bulanan Koperasi)
Buat laporan bulanan Bens radio dan
Ba'da Isya pulang ke rumah.
Di sepanjang perjalanan aku cuma berdoa" ya Allah sadarkan wanita ini"
Sambil kuabcakan alfatihah dan Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun
Sesungguhnya kita ini milik Allah dan akan kembali kepadanya
hasbunallah wani'mal wakil nikmal maula wanikmanasir
Cukuplah Allah bagiku
Malam ini juga kubacakan Surat Yasin untuknya, semoga kami terlindung dari ketajaman lidah dan mulutnya.
Semoga Allah memberikan petunjuk kepada wanita malang itu.
Tuesday, December 25, 2007
Cermin diri
Empat hari saya menjaga Ayah yang terbaring lemah di rumah sakit
Badannya lemah tak berdaya
Sekedar menggerakkan tanganpun sakit,
apalagi menyangga badan tuk berjalan.
Dulu ayahku begitu kuat
mengangkat beban-beban yang berat
memanjat pohon kepala yang tinggi
atau menuruni sumur yang dalam
mencangkul dan menggali sumur hingga dalam
Kini dia terbaring lemah
tanpa daya, tanpa tenaga
bahkan sekedar tuk menelan sesendok buburpun
dia sudah enggan
Aku bercermin pada peristiwa ini
bahwa sekuat apapun manusia
suatu saat dia akan lemah tak berdaya
Manusia diciptakan mula-mula lemah, kemudian kuat, kemudian menjadi lemah lagi
dari bayi yang tak berdaya
remaja dan dewasa yang penuh dengan tenaga dan berjaya
akhirnya tua renta yang tak berdaya
la haula wala quwwata illa billahil 'aliyil 'adhim
Tiada daya dan upaya melainkan Allah yang Maha Kuasa
Badannya lemah tak berdaya
Sekedar menggerakkan tanganpun sakit,
apalagi menyangga badan tuk berjalan.
Dulu ayahku begitu kuat
mengangkat beban-beban yang berat
memanjat pohon kepala yang tinggi
atau menuruni sumur yang dalam
mencangkul dan menggali sumur hingga dalam
Kini dia terbaring lemah
tanpa daya, tanpa tenaga
bahkan sekedar tuk menelan sesendok buburpun
dia sudah enggan
Aku bercermin pada peristiwa ini
bahwa sekuat apapun manusia
suatu saat dia akan lemah tak berdaya
Manusia diciptakan mula-mula lemah, kemudian kuat, kemudian menjadi lemah lagi
dari bayi yang tak berdaya
remaja dan dewasa yang penuh dengan tenaga dan berjaya
akhirnya tua renta yang tak berdaya
la haula wala quwwata illa billahil 'aliyil 'adhim
Tiada daya dan upaya melainkan Allah yang Maha Kuasa
Pulang Kampung1
18 Desember 2007. Selesai acara Forum Kajian Muslimah (FKM) di Gedung PBNU, Kramat Raya aku berkemas untuk pulang ke Klaten. Menengok ayah yang sedang sakit.
Dengan KA Senja Utama Solo, aku berangkat. Meski berjubel dan tidak mendapatkan tempat duduk, aku enjoy dengan perjalanan ini, karena sebentar lagi aku akan bertemu dengan ayah.
Dengan menggelar selimut yang aku sewa seharga 3000 dan sebuah bantal seharga 3000, aku duduk di sela-sela kursi penumpang. Kebetulan ada seorang wanita yang berjilbab juga duduk didekatku. Jadi aku merasa tenang, karena disebelahku perempuan. Dan kamipun terlibat perbincangan di sepanjang perjalanan dengan akrab.
Di kursi sampingku ada seorang ibu dengan anak perempuannya duduk menikmati perjalanan KA dengan selimut yang dia gelar di bawah kakinya. Dan aku pun menumpang untuk sekedar menyelonjorkan kaki agar tidak pegal. Ibu itu dengan ramah mempersilahkanku.
Ibu yang duduk tersebut berasal dari Bayat, Klaten. Jadi nanti kami turun di Stasiun yang sama, yaitu stasiun klaten.
Pukul 07.00 KA yang kutumpangi memasuki Stasiun Klaten. Para penumpang bergegas mengemasi barang-barangnya dan turun dari KA.
Turun dari KA aku tidak langsung ke pintu keluar, tetapi aku mampir dulu ke toilet.
Di luar pintu pagar Stasiun telah menunggu Paklik saya yang jemput aku dengan sepeda motornya. Sampai di rumah Paklik , saya lihat kondisi ayahku sungguh kasihan. Terbaring lemah tak berdaya.
Tgl 19/12/2007. Sudah beberapa hari ayahku tidak mau makan. Kubelikan jeruk, dia mau.
Dia minta juga untuk dibelikan manggis, tapi aku sudah berusaha mencari ke pasar, tidak ada. Karena sedang tidak musim. Rencana sore ini akan dibawa ke dokter. Tapi berhubung hujan begitu deras, tidak jadi ke dokter.
20/12/2007. Kondisi ayahku masih seperti kemarin, berbaring lemah tak berdaya. Hari ini adalah hari Raya Idul Adha. Paklik, bulik, serta anak-anaknya pergi ke tanah lapang di depan SD. Aku tidak turut serta, karena aku menjaga ayah. Terpikir olehku untuk membawa ayah ke RS Tegalyoso, Klaten. Tapi terpikir juga olehku, biaya rumah sakit yang besar.
Rencana ayahku besok baru akan di bawa ke dokter, karena hari ini libur. Tapi aku bersikeras agar dipanggilkan dokter PKU aja. Ya... akhirnya dokter dari PKU datang bersama seorang perawat. Setelah diperiksa, dan ditanya ini itu, akhirnya kuputuskan agar ayahku diopname, agar bisa diinfus. Karena kalo infusnya dibawa ke rumah gak bisa, jadi harus dibawa ke PKU.
Alhamdulillah, akhirnya ayahku bisa mendapatkan perawatan yang baik di PKU. Dan tarif kamarnyapun tidak mahal. Satu hari ada yang 18rb, 25rb dan 35rb. Mengingat kondisi keuanganku, akhirnya kupilih yang 18rb.
Di kamar tersebut, terdiri dari 3 bed. di bed ujung ada seorang pasien yang sedang bersiap-siap untuk pulang. di bed tengah kosong, dan bed paling depan ayahku.
Akhirnya ruangan tsb, ayah saya sendiri yang menempati. dua bed sebelah kosong semua. Aku dan saudara sepupuku, Nduk Sri, Sidik dan ahya bisa menjaga Pakdhenya dengan tidur di dua bed sebelah. Praktis seluruh ruangan kami yang pake. malah lebih dari VVIP.
Di hari ketiga, ketika kami sedang terlelap, datang pasien baru, akhirnya Nduk Sri dan Sidik pindah duduk di ruang tunggu yang di luar. Akupun terbangun dan duduk juga di luar.
Pasien baru tersebut sudah nenek-nenek, katanya nggak bisa ke belakang.
Pagi, 24 Des 2007. Ayahku kubelikan bubur, dan kusuapin habis satu bungkus. Alhamdulillah nafsu makannya sudah ada. Melihat perkembangan ini aku senang. Semoga ayah cepat sembuh.
Tak disangka, pasien baru yang semalam masuk, buang-buang air terus di kamar. Ruangan menjadi berbau tidak enak. Yang menunggupun pada muntah. Aku pergi ke belakang ke ruang kelas I. Kuperhatikan, dan kuamati. satu kamar untuk satu pasien. Ayahku sepertinya harus dipindah ke sini.
Aku temui suster jaga, dan kuminta agar memindahkan ayahku ke ruang kelas I. Karena kondisi di kamar kelas III, sudah tidak nyaman lagi. Akhirnya ayahku dipindahkan ke ruang kelas I sekitar pkl 09.00. Lega sudah. Ayahku bisa ke kamar mandi dengan berjalan pake kruk. karena lokasi kamar mandi ada di dalam kemar.
Pukul 13.00 ayahku minta selang infus dilepas aja. dan mau pulang sekarang. Berkali kali saya katakan nanti dulu, tapi ayahku memaksa untuk segera pulang saja. Akhirnya kutemui dokter jaga/ dr. Aswin. Kukatakan bahwa ayahku mau pulang. Setelah dicek dokter mengenai kondisi ayah, akhirnya diizinkan untuk pulang.
Sore hari aku selesaikan administrasi keuangan. 613rb total biaya perawatan. Alhamdulillah cukup, karena kusiapkan dana 1jt.
Ku SMS saudara sepupuku, tapi belum muncul-muncul juga. Akhirnya aku pinjam sepeda Mas Wahyudi untuk membawa pulang barang-barang ke rumah. Sementara ayahku masih menunggu duduk di kamar pasien. Dua kali bolak-balik naik sepede. Wah.... canggung juga ya naik sepeda. Sudah 15 tahun tidak pernah naik sepeda...... ternyata meski deg-degan.... aku masih bisa naik sepeda. Alhamdulillah.
Ketika aku selesai membawa barang-barang ke rumah, Sidik (sepupuku) datang dengan sepeda motor. Akhirnya ayahku dibonceng sepeda motor dengan diapit oleh Nduk Sri.
Lega...... urusan Rumah Sakit sudah beres.
Kini ayahku dirawat di rumah. Si Muh (adikku) kemarin datang dar jakarta. Alhamdulillah akhirnya dia datang juga.
25 Des 2007. Ayahku tidak mau makan kecuali dua suap aja udah. Sekitar pkl. 10.00 ayahku bilang "saya ingin tidur, jangan dibangunin ya". Ya sudah...... akhirnya kutinggal ke pasar belanja. Ke pasar dengan jalan kaki, terasa banget, keringat deras mengalir di badanku.
Sepulang dari pasar, kulihat ayahku terbaring, dengan badan berkeringat dan tangan berkeringat serta dahi berkeringat. Kusapu wajah, tangan dan badannya dengan kertas tissu. Kemudian kutuntun membaca-baca dzikir. Agak siang ayahku bilang " aku mau leren. kesel". Frekuensi batuknya menjadi sering. Akhirnya dia tertidur.
Sore hari aku katakan ke ayah "saya balik ke Jakarta ya, mau kerja?" Ayah bilang " ya".
Akhirnya aku kembali ke Jakarta dengan diiringi hujan gerimis. Dengan KA Senja Utama aku sampai jakarta pkl. 05.00. dan Pkl. 08.00 langsung ngantor.
Dengan KA Senja Utama Solo, aku berangkat. Meski berjubel dan tidak mendapatkan tempat duduk, aku enjoy dengan perjalanan ini, karena sebentar lagi aku akan bertemu dengan ayah.
Dengan menggelar selimut yang aku sewa seharga 3000 dan sebuah bantal seharga 3000, aku duduk di sela-sela kursi penumpang. Kebetulan ada seorang wanita yang berjilbab juga duduk didekatku. Jadi aku merasa tenang, karena disebelahku perempuan. Dan kamipun terlibat perbincangan di sepanjang perjalanan dengan akrab.
Di kursi sampingku ada seorang ibu dengan anak perempuannya duduk menikmati perjalanan KA dengan selimut yang dia gelar di bawah kakinya. Dan aku pun menumpang untuk sekedar menyelonjorkan kaki agar tidak pegal. Ibu itu dengan ramah mempersilahkanku.
Ibu yang duduk tersebut berasal dari Bayat, Klaten. Jadi nanti kami turun di Stasiun yang sama, yaitu stasiun klaten.
Pukul 07.00 KA yang kutumpangi memasuki Stasiun Klaten. Para penumpang bergegas mengemasi barang-barangnya dan turun dari KA.
Turun dari KA aku tidak langsung ke pintu keluar, tetapi aku mampir dulu ke toilet.
Di luar pintu pagar Stasiun telah menunggu Paklik saya yang jemput aku dengan sepeda motornya. Sampai di rumah Paklik , saya lihat kondisi ayahku sungguh kasihan. Terbaring lemah tak berdaya.
Tgl 19/12/2007. Sudah beberapa hari ayahku tidak mau makan. Kubelikan jeruk, dia mau.
Dia minta juga untuk dibelikan manggis, tapi aku sudah berusaha mencari ke pasar, tidak ada. Karena sedang tidak musim. Rencana sore ini akan dibawa ke dokter. Tapi berhubung hujan begitu deras, tidak jadi ke dokter.
20/12/2007. Kondisi ayahku masih seperti kemarin, berbaring lemah tak berdaya. Hari ini adalah hari Raya Idul Adha. Paklik, bulik, serta anak-anaknya pergi ke tanah lapang di depan SD. Aku tidak turut serta, karena aku menjaga ayah. Terpikir olehku untuk membawa ayah ke RS Tegalyoso, Klaten. Tapi terpikir juga olehku, biaya rumah sakit yang besar.
Rencana ayahku besok baru akan di bawa ke dokter, karena hari ini libur. Tapi aku bersikeras agar dipanggilkan dokter PKU aja. Ya... akhirnya dokter dari PKU datang bersama seorang perawat. Setelah diperiksa, dan ditanya ini itu, akhirnya kuputuskan agar ayahku diopname, agar bisa diinfus. Karena kalo infusnya dibawa ke rumah gak bisa, jadi harus dibawa ke PKU.
Alhamdulillah, akhirnya ayahku bisa mendapatkan perawatan yang baik di PKU. Dan tarif kamarnyapun tidak mahal. Satu hari ada yang 18rb, 25rb dan 35rb. Mengingat kondisi keuanganku, akhirnya kupilih yang 18rb.
Di kamar tersebut, terdiri dari 3 bed. di bed ujung ada seorang pasien yang sedang bersiap-siap untuk pulang. di bed tengah kosong, dan bed paling depan ayahku.
Akhirnya ruangan tsb, ayah saya sendiri yang menempati. dua bed sebelah kosong semua. Aku dan saudara sepupuku, Nduk Sri, Sidik dan ahya bisa menjaga Pakdhenya dengan tidur di dua bed sebelah. Praktis seluruh ruangan kami yang pake. malah lebih dari VVIP.
Di hari ketiga, ketika kami sedang terlelap, datang pasien baru, akhirnya Nduk Sri dan Sidik pindah duduk di ruang tunggu yang di luar. Akupun terbangun dan duduk juga di luar.
Pasien baru tersebut sudah nenek-nenek, katanya nggak bisa ke belakang.
Pagi, 24 Des 2007. Ayahku kubelikan bubur, dan kusuapin habis satu bungkus. Alhamdulillah nafsu makannya sudah ada. Melihat perkembangan ini aku senang. Semoga ayah cepat sembuh.
Tak disangka, pasien baru yang semalam masuk, buang-buang air terus di kamar. Ruangan menjadi berbau tidak enak. Yang menunggupun pada muntah. Aku pergi ke belakang ke ruang kelas I. Kuperhatikan, dan kuamati. satu kamar untuk satu pasien. Ayahku sepertinya harus dipindah ke sini.
Aku temui suster jaga, dan kuminta agar memindahkan ayahku ke ruang kelas I. Karena kondisi di kamar kelas III, sudah tidak nyaman lagi. Akhirnya ayahku dipindahkan ke ruang kelas I sekitar pkl 09.00. Lega sudah. Ayahku bisa ke kamar mandi dengan berjalan pake kruk. karena lokasi kamar mandi ada di dalam kemar.
Pukul 13.00 ayahku minta selang infus dilepas aja. dan mau pulang sekarang. Berkali kali saya katakan nanti dulu, tapi ayahku memaksa untuk segera pulang saja. Akhirnya kutemui dokter jaga/ dr. Aswin. Kukatakan bahwa ayahku mau pulang. Setelah dicek dokter mengenai kondisi ayah, akhirnya diizinkan untuk pulang.
Sore hari aku selesaikan administrasi keuangan. 613rb total biaya perawatan. Alhamdulillah cukup, karena kusiapkan dana 1jt.
Ku SMS saudara sepupuku, tapi belum muncul-muncul juga. Akhirnya aku pinjam sepeda Mas Wahyudi untuk membawa pulang barang-barang ke rumah. Sementara ayahku masih menunggu duduk di kamar pasien. Dua kali bolak-balik naik sepede. Wah.... canggung juga ya naik sepeda. Sudah 15 tahun tidak pernah naik sepeda...... ternyata meski deg-degan.... aku masih bisa naik sepeda. Alhamdulillah.
Ketika aku selesai membawa barang-barang ke rumah, Sidik (sepupuku) datang dengan sepeda motor. Akhirnya ayahku dibonceng sepeda motor dengan diapit oleh Nduk Sri.
Lega...... urusan Rumah Sakit sudah beres.
Kini ayahku dirawat di rumah. Si Muh (adikku) kemarin datang dar jakarta. Alhamdulillah akhirnya dia datang juga.
25 Des 2007. Ayahku tidak mau makan kecuali dua suap aja udah. Sekitar pkl. 10.00 ayahku bilang "saya ingin tidur, jangan dibangunin ya". Ya sudah...... akhirnya kutinggal ke pasar belanja. Ke pasar dengan jalan kaki, terasa banget, keringat deras mengalir di badanku.
Sepulang dari pasar, kulihat ayahku terbaring, dengan badan berkeringat dan tangan berkeringat serta dahi berkeringat. Kusapu wajah, tangan dan badannya dengan kertas tissu. Kemudian kutuntun membaca-baca dzikir. Agak siang ayahku bilang " aku mau leren. kesel". Frekuensi batuknya menjadi sering. Akhirnya dia tertidur.
Sore hari aku katakan ke ayah "saya balik ke Jakarta ya, mau kerja?" Ayah bilang " ya".
Akhirnya aku kembali ke Jakarta dengan diiringi hujan gerimis. Dengan KA Senja Utama aku sampai jakarta pkl. 05.00. dan Pkl. 08.00 langsung ngantor.
Friday, December 14, 2007
Berita dari Kampung
Bapak sudah 5 hari ini sakitnya kambuh lagi,
dan sekarang tinggal di rumah bulik Siti
Bapak tidak mau makan kecuali beberapa suap dan makan buah
serta diberi minum madu
Padahal dua minggu yang lalu
ketika aku kembali ke Jakarta, Bapak sudah nampak sehat
bisa berjalan dengan baik
Minggu kemarin aku tidak sempat ke Kampung
karena aku ada tugas ke Jember, Jawa Timur
Rencana Sabtu sore ini aku akan pulang ke Kampung
tapi di Jakarta masih ada acara tanggal 18/12/2007
sementara tanggal 19/12 s.d. 21/12 libur hari Raya Idul Adha
Insya Allah aku pulang tanggal 18 sore
Nduk Sri dan Dik Lastri sms aku tentang keadaan Bapak
Para tetangga di kampung (1 mobil) penuh datang menengok Bapak
Nduk Sri juga kabarkan bahwa adikku nelpon dan minta uang ke Bapak
serta minta dilegalisirkan ijazah SD, SMP dan SMA
Aku berharap adikku mau kuajak pulang besok tuk lihat kondisi Bapak
Semoga hatinya terbuka. Amien.
dan sekarang tinggal di rumah bulik Siti
Bapak tidak mau makan kecuali beberapa suap dan makan buah
serta diberi minum madu
Padahal dua minggu yang lalu
ketika aku kembali ke Jakarta, Bapak sudah nampak sehat
bisa berjalan dengan baik
Minggu kemarin aku tidak sempat ke Kampung
karena aku ada tugas ke Jember, Jawa Timur
Rencana Sabtu sore ini aku akan pulang ke Kampung
tapi di Jakarta masih ada acara tanggal 18/12/2007
sementara tanggal 19/12 s.d. 21/12 libur hari Raya Idul Adha
Insya Allah aku pulang tanggal 18 sore
Nduk Sri dan Dik Lastri sms aku tentang keadaan Bapak
Para tetangga di kampung (1 mobil) penuh datang menengok Bapak
Nduk Sri juga kabarkan bahwa adikku nelpon dan minta uang ke Bapak
serta minta dilegalisirkan ijazah SD, SMP dan SMA
Aku berharap adikku mau kuajak pulang besok tuk lihat kondisi Bapak
Semoga hatinya terbuka. Amien.
Every man has his destiny
Setiap orang punya takdirnya masing-masing, begitu bunyi sebuah quote yang terkenal.
'Every man has his destiny'
-- famous quote.
Tak sengaja saya baca bolggernya Putrajaya. Saya baca kutipan diatas.
Saya berfikir memang benar. Setiap orang punya takdir masing-masing.
Saya melihat adik saya sendiri, sudah pontang-panting cari kerja hinga detik ini belum dapat kerja juga. Rezeki, jodoh, dan maut memang rahasia Allah.
Sekuat apapun kita berusaha, kalau Tuhan belum berkehendak nggak akan tercapai.
namun, jangan lupa : sebagai manusia kita harus berusaha merubah nasib kita. 'Innallaha layughayyiru ma bi qaumin hatta yu ghayyiru ma bi anfusihim'.
Janji Allah benar!
Menganggur memang merupakan sebuah beban. Baik beban bagi diri sendiri maupun beban bagi orang lain. Tak heran jika banyak yang mengalami depresi mental.
Termasuk adikku sendiri. Ketika dia meminta uang kepadaku, dan tidak kupenuhi maka dia akan bertindak 'brutal'. Dia keluarkan kata-kata yang kotor dan kalau dipikir-pikir 'sangat menyakitkan hati'. Dengan aksinya tersebut dia berharap dia akan dapat terpenuhi kehendaknya.
Seperti kejadian sore ini, tiba-tiba adikku datang ke kantorku. Dia minta uang dan kubilang tak ada uang. Dia marah-marah dan berbicara di luar kendalinya. Seolah bukan adik saya yang bicara. Sambil matanya melotot. Seperti kerasukan 'setan'.
Akhirnya dengan terpaksa kuberikan juga uang. Meski jumlahnya tidak banyak, ternyata dengan selembar uang tersebut dia diam dan pergi.
'ya Allah berilah hamba kesabaran menghadapi semua ini'
Yang saya herankan setelah insiden seperti ini biasanya dia akan bersikap biasa dan normal. Seolah tidak terjadi apa-apa. Ketika bertemu di rumah seolah insiden tersebut tidak pernah terjadi. Dia sudah normal kembali. bahkan rajin mengaji. Saya tidak tahu penyakit apa ini.
Setelah saya perhatikan, kejadian ini berkali-kali, setiap dia kepepet maka dia akan bertindak seperti orang gila. dengan harapan akan terpenuhi permintaannya.
Sebenarnya saya bingung menghadapi semua ini. Harus saya bawa kemana adik saya ini? haruskan saya bawa ke RSJ? atau ke psikiater? atau ke Kiai?
Akhirnya dengan seringnya kejadian seperti ini, saya akhirnya jadi terbiasa. dan saya anggap biasa aja.
Tapi kadang terfikir olehku.....
Untuk mencarikan alternatif pengobatan untuknya. Tapi kemana?
Berkali-kali dia berulah........
Lebaran disuruh pulang dan sudah diongkosi..... ternyata tidak pulang
malah merongrong ayah saya..... minta kiriman uang!
Disuruh menengok ayah yang sedang sakit... dan udah dikasih ongkos pulang
.... ternyata tidak pulang
dan malah minta kiriman lagi sama ayah....
dikemanakan uang-uang tersebut?
Apakah dia ikut aliran sesat?
ratusan ribu sudah ....... raib
hilang tak tentu dikemanakan.
Radio tape recorder yang ada di kamarnya juga sudah raib entah dikemanain....
Sudah terlalu banyak uang yang kuberikan kepadanya raib..... muspro
650 ribu katanya untuk latihan pendidikan satpam..... raib sudah
muspro juga.......
...............................
'Every man has his destiny'
-- famous quote.
Tak sengaja saya baca bolggernya Putrajaya. Saya baca kutipan diatas.
Saya berfikir memang benar. Setiap orang punya takdir masing-masing.
Saya melihat adik saya sendiri, sudah pontang-panting cari kerja hinga detik ini belum dapat kerja juga. Rezeki, jodoh, dan maut memang rahasia Allah.
Sekuat apapun kita berusaha, kalau Tuhan belum berkehendak nggak akan tercapai.
namun, jangan lupa : sebagai manusia kita harus berusaha merubah nasib kita. 'Innallaha layughayyiru ma bi qaumin hatta yu ghayyiru ma bi anfusihim'.
Janji Allah benar!
Menganggur memang merupakan sebuah beban. Baik beban bagi diri sendiri maupun beban bagi orang lain. Tak heran jika banyak yang mengalami depresi mental.
Termasuk adikku sendiri. Ketika dia meminta uang kepadaku, dan tidak kupenuhi maka dia akan bertindak 'brutal'. Dia keluarkan kata-kata yang kotor dan kalau dipikir-pikir 'sangat menyakitkan hati'. Dengan aksinya tersebut dia berharap dia akan dapat terpenuhi kehendaknya.
Seperti kejadian sore ini, tiba-tiba adikku datang ke kantorku. Dia minta uang dan kubilang tak ada uang. Dia marah-marah dan berbicara di luar kendalinya. Seolah bukan adik saya yang bicara. Sambil matanya melotot. Seperti kerasukan 'setan'.
Akhirnya dengan terpaksa kuberikan juga uang. Meski jumlahnya tidak banyak, ternyata dengan selembar uang tersebut dia diam dan pergi.
'ya Allah berilah hamba kesabaran menghadapi semua ini'
Yang saya herankan setelah insiden seperti ini biasanya dia akan bersikap biasa dan normal. Seolah tidak terjadi apa-apa. Ketika bertemu di rumah seolah insiden tersebut tidak pernah terjadi. Dia sudah normal kembali. bahkan rajin mengaji. Saya tidak tahu penyakit apa ini.
Setelah saya perhatikan, kejadian ini berkali-kali, setiap dia kepepet maka dia akan bertindak seperti orang gila. dengan harapan akan terpenuhi permintaannya.
Sebenarnya saya bingung menghadapi semua ini. Harus saya bawa kemana adik saya ini? haruskan saya bawa ke RSJ? atau ke psikiater? atau ke Kiai?
Akhirnya dengan seringnya kejadian seperti ini, saya akhirnya jadi terbiasa. dan saya anggap biasa aja.
Tapi kadang terfikir olehku.....
Untuk mencarikan alternatif pengobatan untuknya. Tapi kemana?
Berkali-kali dia berulah........
Lebaran disuruh pulang dan sudah diongkosi..... ternyata tidak pulang
malah merongrong ayah saya..... minta kiriman uang!
Disuruh menengok ayah yang sedang sakit... dan udah dikasih ongkos pulang
.... ternyata tidak pulang
dan malah minta kiriman lagi sama ayah....
dikemanakan uang-uang tersebut?
Apakah dia ikut aliran sesat?
ratusan ribu sudah ....... raib
hilang tak tentu dikemanakan.
Radio tape recorder yang ada di kamarnya juga sudah raib entah dikemanain....
Sudah terlalu banyak uang yang kuberikan kepadanya raib..... muspro
650 ribu katanya untuk latihan pendidikan satpam..... raib sudah
muspro juga.......
...............................
Proposalku sayang, proposalku malang
Proposal yang kuajukan ke Pembimbing II, hampir setiap lembarnya penuh dengan koreksian.
Nggak kebayang dech. Sampai sekarang aku belum sempat memperbaikinya. baru beberapa halaman yang sempat kuperbaiki. terus aku sibuk ke sana dan ke sini. Jadi .... Proposalku sayang proposalku malang.
Pinginya cepat lulus kuliah. Ternyata 'berat' juga ya?
Ya... semoga cepet selesai. Amien.
Nggak kebayang dech. Sampai sekarang aku belum sempat memperbaikinya. baru beberapa halaman yang sempat kuperbaiki. terus aku sibuk ke sana dan ke sini. Jadi .... Proposalku sayang proposalku malang.
Pinginya cepat lulus kuliah. Ternyata 'berat' juga ya?
Ya... semoga cepet selesai. Amien.
Kesempatan ke Jawa Timur
10/12/2007
Alhamdulillah, dapat kesempatan ke Jember, jawa Timur.
Pkl. 17.40 Lions Air mengudara membawa kami menuju Bandara Juanda Surabaya
Cuaca agak kurang bagus, sehingga berkali-kali pramugari mengingatkan kita
tuk tetap mengenakan sheetbelt.
Sekitar pukul 19.30 kami sudah tiba di Surabaya. Perjalanan Jakarta-Surabaya ditempuh dalam waktu kurang lebih 1 jam 10 menit.
Oleh rekan-rekan PW Nasiyah Jawa Timur kami dijemput dengan mobil kijang silver milik majelis Dikdasmen PWM Jawa Timur. Ada kak Fuada dari PWNA Jatim yang menjemput kami.
Dari bandara Juanda kami dibawa ke Sidoarjo dan mampir di sebuah Rumah Makan yang cukup besar. Sup buntut hangat kupesan untuk menghangatkan badan, karena cuaca disini
kebetulan hujan cukup deras. dan segelas es jeruk untuk sekedar melarutkan lemak-lemak yang masuk.
Setelah makan selesai kami menuju ke Jember, dengan melewati jalan disekitar Porong Sidoarjo. kami melihat dalam kegelapan, (karena udah malam) tanggul-tanggul tinggi yang menahan lumpur Lapindo. Masya Allah......
Perjalanan ke Jember kami tempuh sekitar 5 jam perjalanan dengan melewati probolinggo, bangil, ...... dst.
Sampai di Universitas Muhammadiyah Jember waktu udah lewat tengah malam. kami menginap di Akademi pariwisata Unmuh Jember, yang settingnya seperti di Hotel. (untuk praktek anak-anak akpar). Sebuah kamar seperti layaknya kamar hotel, dengan kamar mandi shower, udah tersedia sabun dan sikat gigi lengkap plus handuk. Di meja telah tersedia air mineral, dan buah pir yang dibungkus rapi dengan plastik bening.
Kami berempat di kamar bersama Mbak Evi (Ketua PPNA), Herni Ramadhani, Kak Mia, dan saya sendiri. Berhubung bednya hanya dua, kami berinisiatif untuk menurunkan bed atas ke bawah.
pkl. 4.30 kami sudah terbangun. sholat subuh, mandi, dan sarapan pagi. Pkl. 08.30 acara dimulai. Acara Sosialisasi UU Anti perdagangan manusia digeral dengan Talkshow dan workshop.
Tugasku kali ini, membackup untuk notulensi dan rekam proses dengan MP4. Sementara Kak Mia, tugasnya rekam proses dengan handycam. Mbak Evi tentu saja sebagai Keeynote speech. dan herni tuk urusan berkas-berkas/makalah, dsb.
Insiden buruk terjadi, rekanku Herni sakit perut gara-gara makan cambel kepedasan semalam. Kasihan sekali, dia terbaring lemas di kamar.
Pukul 18.00 kami meninggalkan UM Jember menuju Surabaya. Seperti kemarin perjalanan di tempuh selama 5 jam. Cukup melelahkan memang. Kami sempat mampir di Toko oleh-oleh di Jember.
Tiba di Surabaya kami menginap di perumahan ( 10 menit dari Bandara Juanda) ditempat kost-kosannya Ella (anak PWNA Jatim). Sebuah rumah bertingkat dengan kamar-kamar kost yang cukup mewah menurutku. Rumah seorang anggota Polisi di Polda Jatim.
Pkl. 05.00 kami dihantar taxi menuju Juanda. Pkl. 06.40 Wings Air yang kami tumpangi terbang menuju Jakarta. Tiba di Jakarta masih pagi. Langsung naik Damri ke Rawa mangun. Dan dengan Angkot 25 merah saya langsung ke kantor. (Soalnya ijinnya cuma satu hari saja). Kebetulan Bos saya sedang ke Kuala Lumpur sampai dengan tanggal 15/12/2007.
Alhamdulillah, sudah kembali ke Jakarta dengan selamat.
Alhamdulillah, dapat kesempatan ke Jember, jawa Timur.
Pkl. 17.40 Lions Air mengudara membawa kami menuju Bandara Juanda Surabaya
Cuaca agak kurang bagus, sehingga berkali-kali pramugari mengingatkan kita
tuk tetap mengenakan sheetbelt.
Sekitar pukul 19.30 kami sudah tiba di Surabaya. Perjalanan Jakarta-Surabaya ditempuh dalam waktu kurang lebih 1 jam 10 menit.
Oleh rekan-rekan PW Nasiyah Jawa Timur kami dijemput dengan mobil kijang silver milik majelis Dikdasmen PWM Jawa Timur. Ada kak Fuada dari PWNA Jatim yang menjemput kami.
Dari bandara Juanda kami dibawa ke Sidoarjo dan mampir di sebuah Rumah Makan yang cukup besar. Sup buntut hangat kupesan untuk menghangatkan badan, karena cuaca disini
kebetulan hujan cukup deras. dan segelas es jeruk untuk sekedar melarutkan lemak-lemak yang masuk.
Setelah makan selesai kami menuju ke Jember, dengan melewati jalan disekitar Porong Sidoarjo. kami melihat dalam kegelapan, (karena udah malam) tanggul-tanggul tinggi yang menahan lumpur Lapindo. Masya Allah......
Perjalanan ke Jember kami tempuh sekitar 5 jam perjalanan dengan melewati probolinggo, bangil, ...... dst.
Sampai di Universitas Muhammadiyah Jember waktu udah lewat tengah malam. kami menginap di Akademi pariwisata Unmuh Jember, yang settingnya seperti di Hotel. (untuk praktek anak-anak akpar). Sebuah kamar seperti layaknya kamar hotel, dengan kamar mandi shower, udah tersedia sabun dan sikat gigi lengkap plus handuk. Di meja telah tersedia air mineral, dan buah pir yang dibungkus rapi dengan plastik bening.
Kami berempat di kamar bersama Mbak Evi (Ketua PPNA), Herni Ramadhani, Kak Mia, dan saya sendiri. Berhubung bednya hanya dua, kami berinisiatif untuk menurunkan bed atas ke bawah.
pkl. 4.30 kami sudah terbangun. sholat subuh, mandi, dan sarapan pagi. Pkl. 08.30 acara dimulai. Acara Sosialisasi UU Anti perdagangan manusia digeral dengan Talkshow dan workshop.
Tugasku kali ini, membackup untuk notulensi dan rekam proses dengan MP4. Sementara Kak Mia, tugasnya rekam proses dengan handycam. Mbak Evi tentu saja sebagai Keeynote speech. dan herni tuk urusan berkas-berkas/makalah, dsb.
Insiden buruk terjadi, rekanku Herni sakit perut gara-gara makan cambel kepedasan semalam. Kasihan sekali, dia terbaring lemas di kamar.
Pukul 18.00 kami meninggalkan UM Jember menuju Surabaya. Seperti kemarin perjalanan di tempuh selama 5 jam. Cukup melelahkan memang. Kami sempat mampir di Toko oleh-oleh di Jember.
Tiba di Surabaya kami menginap di perumahan ( 10 menit dari Bandara Juanda) ditempat kost-kosannya Ella (anak PWNA Jatim). Sebuah rumah bertingkat dengan kamar-kamar kost yang cukup mewah menurutku. Rumah seorang anggota Polisi di Polda Jatim.
Pkl. 05.00 kami dihantar taxi menuju Juanda. Pkl. 06.40 Wings Air yang kami tumpangi terbang menuju Jakarta. Tiba di Jakarta masih pagi. Langsung naik Damri ke Rawa mangun. Dan dengan Angkot 25 merah saya langsung ke kantor. (Soalnya ijinnya cuma satu hari saja). Kebetulan Bos saya sedang ke Kuala Lumpur sampai dengan tanggal 15/12/2007.
Alhamdulillah, sudah kembali ke Jakarta dengan selamat.
Jalan jalan ke Danau Toba
Toba lake
ya ... akhirnya sampai juga aku di Pulau Sumatera
19/12/2007 Pesawat Lion Air yang aku tumpangin mendarat di Polonia Medan,
Rombongan kami dari Jakarta berjumlah 6 orang dijemput oleh teman-teman Nasyiah Wilayah
di Bandara.
Sambil menunggu teman-teman yang lain, telah ada juga teman-teman dari Sumatera Barat yang sudah menunggu di Bus.
Kami langsung menuju ke kantor PW Muhammadiyah Medan tuk menjemput rekan-rekan PPNA yang sudah lebih awal datang di Medan. Untuk selanjutnya kami dibawa ke tempat acara Tanwir II NA, di Wisma LPMP Jl. Bunga Raya Medan.
Sungguh sebuah pengalaman yang menyenangkan, bisa menginjakkan kaki di Medan
Yang dulu hanya bisa saya lihat di Peta, dan saya ketahui ada sebuah danau yang terdalam dan terluas di dunia, yaitu Danau Toba. dimana ada sebuah pulau yang bernama Samosir.
Acara Tanwir akan berlangsung hingga tanggal 22 Nopember 2007.
Pembukaan dipusatkan di Univ. Muhammadiyah Sumatera Utara.
Selebihnya persidangan di wisma LPMP.
23/11/2007 kami menyempatkan diri ke Danau Toba, yang berjarak 5 jam dari kota Medan. dengan mengendarai mobil Kijang milik saudaranya Mbak Balqis kami ke danau Toba. Dan sempat menyeberangi hingga Pulau Samosir.
hamparan air danau yang biru, dengan deru speedboat yang kencang
terpaan angin semilir menghantar kami hingga Pulo Samosir/ Tomok.
Di sana kami sempatkan untuk beli oleh-oleh berupa kaos bertuliskan Toba Lake.
24/11/2007. kami kembali ke Jakarta.
Meski ada sedikit insiden gara-gara seorang rekan kami yang tidak bertanggungjawab meninggalkan rombongan karena yang sedang kepayang 'mabuk'.
Dengan sport jantung kami bertiga (Sanggra & Balqis) menuju Bandara tuk chek in. Bayangkan barang-barang yang harus kami bawa buanyak sekali. punya enam orang! Kopor-kopor berat dan berbagai macam tas, kardus berisi oleh-oleh. Sampai-sampai kalo diangkut pake taksi tidak muat. Terpaksa kami sewa angkot dengan sewa 70 ribu rupiah.
dan bayangkan, 5 menit lagi check in 'close'. sementara tiket kita adalah unrefundable, dan harus jam itu juga, hari itu juga, tidak bisa maju dan tidak bisa mundur. kalau batal-ya batal. dan kita bakal kehilangan semuanya. 'hangus'.
Tak terbayangkan dech. Aku gak bisa cerita soal teman yang satu ini. Biarlah Allah dan malaikatnya saja yang tahu.
Sekedar sebuah catatan untuk kegiatan selanjutnya telah masuk dalam daftar :"blacklist".
Itu saja komentar saya untuk rekan yang satu ini.
ya... suka dukanya .......
Subscribe to:
Posts (Atom)