Popular Posts

Friday, December 28, 2007

Therapi Air Hexagonal

Kemarin secara tak sengaja aku menemukan air hexagonal di supermarket. Setelah kubaca brosurnya aku tertarik untuk membelinya meski harganya 3.5 kali harga aqua botol 1lt.
Sudah tiga hari ini aku mengkonsumsinya.
Setiap pagi ke belakangnya lancar dan banyak
serta warnanya gelap, mungkin racun-racun di tubuhkan keluar kali.
Ini hari ketiga mengkonsumsi air hexagonal.
Ke kamar kecilnya jadi lebih sering. Ini mungkin efek lainnya.
Kata brosur :
Bila terjadi reaksi/efek penyembuhan (healing process) seperti pusing, mengantuk, sendi-sendi kaku, buang air besar dan kecil berbau tajam, mulut bau dan lain-lain. Jangan khawatir, itu adalah reaksi sementara. Teruskan terapi untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Bisa menjadikan Aura  lebih terang dan sehat. (kata brosurnya)
Ya semoga saya beroleh manfaat dari air hexagonal ini. Amien.

Thursday, December 27, 2007

Kasihan wanita itu

Tak perlu saya sebut nama maupun inisialnya. Seorang wanita sama seperti saya. Hampir semua orang pernah berurusan dengannya dan diajak bertengkar. Baik dos maupun kary semua pernah berurusan dengannya.


Aku sebagai orang baru, ternyata jadi sasaran juga.
Pagi ini Bosku istrinya keguguran.
Ketika saya bertanya kepadanya, mau menengok nggak Bu?
Dia jawab salam aja, karena dia banyak kerjaan. saya tanya ke teman yang lain, belum juga.
Ya sudah.
Akhirnya ada mahasiswa yang mau nengok. Dan sambil nyeletuk saya berkata : "aku boleh ngikut bonceng nggak? dia jawab boleh Bu. Karena memang anak-anak tsb mau naik motor.

Nggak ada ujung pangkalnya, wanita tadi ngomel. "Saya nggak masuk dua hari aja nggak ada yang nanya. anak sakit dua hari nggak ada yang nengok. Emban cinde eman siladan. (istilah Jawa yang artinya pilih kasih)".
Kami yang ada di ruangan tsb diam saja.
Wanita itu mendatangiku dan berkata " Mbak saya mau bicara empat mata!" sambil menuju mejaku. Dan mulailah dia "muntah". Mengungkit-ungkit semua kebaikan yang pernah dia lakukan. Dari mulai seragam....
Katanya karena dialah aku dapat seragam. karena dia yang mengemis-ngemiskan....."
Aku diam saja.....
kudengarkan saja "muntahannya"
Kemudian dia ungkit-ungkit masalah insentif seorang teman yang katanya "atas usaha dialah akhirnya dapet 300rb. Padahal mustinya hanya 125."
Semua dia ungkit-ungkit.
Masalah yang dulu juga. Padahal waktu itu sudah "titik" selesai!! Nol' kosong-kosong'
berarti "ndak ada masalah"
ternyata wanita mendendam,
Dia menghina aku, "katanya S2, intelek ternyata hatinya........
"Silahkan mengadu ke Pak  I, ke Rektor,....."

Ya Allah, Wanita ini kenapa?
Saya cuma katakan " Hanya Allah yang tahu hati manusia Bu"
Belum terpuaskan "muntah"nya dan "hajat"nya aku stop aja dengan berkata:
 
"Sudah cukup bu. Maaf saya mau ke Kantor pos. mau ngeposin obat"
Lalu aku berkemas sambil berlalu pergi.
Aku segera ke ATM ambil uang dan pergi beli obat. Pulang ke rumah.
Mengemas obat dan buah ke dalam kardus dan ke kantor pos.

Langsung ke Melawai cari obat yang lain yang masih kurang
Ambil uang di Balqis (Setoran bulanan Koperasi)

Buat laporan bulanan Bens radio dan
Ba'da Isya pulang ke rumah.

Di sepanjang perjalanan aku cuma berdoa" ya Allah sadarkan wanita ini"
Sambil kuabcakan alfatihah dan Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun
Sesungguhnya kita ini milik Allah dan akan kembali kepadanya
hasbunallah wani'mal wakil nikmal maula wanikmanasir
Cukuplah Allah bagiku

Malam ini juga kubacakan Surat Yasin untuknya, semoga kami terlindung dari ketajaman lidah dan mulutnya.
Semoga Allah memberikan petunjuk kepada wanita malang itu.

Tuesday, December 25, 2007

Cermin diri

Empat hari saya menjaga Ayah yang terbaring lemah di rumah sakit
Badannya lemah tak berdaya
Sekedar menggerakkan tanganpun sakit,
apalagi menyangga badan tuk berjalan.
Dulu ayahku begitu kuat
mengangkat beban-beban yang berat
memanjat pohon kepala yang tinggi
atau menuruni sumur yang dalam
mencangkul dan menggali sumur hingga dalam
Kini dia terbaring lemah
tanpa daya, tanpa tenaga
bahkan sekedar tuk menelan sesendok buburpun
dia sudah enggan
Aku bercermin pada peristiwa ini
bahwa sekuat apapun manusia
suatu saat dia akan lemah tak berdaya
Manusia diciptakan mula-mula lemah, kemudian kuat, kemudian menjadi lemah lagi
dari bayi yang tak berdaya
remaja dan dewasa yang penuh dengan tenaga dan berjaya
akhirnya tua renta yang tak berdaya
la haula wala  quwwata illa billahil 'aliyil 'adhim
Tiada daya dan upaya melainkan Allah yang Maha Kuasa

Pulang Kampung1

18 Desember 2007. Selesai acara Forum Kajian Muslimah (FKM) di Gedung PBNU, Kramat Raya aku berkemas untuk pulang ke Klaten. Menengok ayah yang sedang sakit.
Dengan KA Senja Utama Solo, aku berangkat. Meski berjubel dan tidak mendapatkan tempat duduk, aku enjoy dengan perjalanan ini, karena sebentar lagi aku akan bertemu dengan ayah.
Dengan menggelar selimut yang aku sewa seharga 3000 dan sebuah bantal seharga 3000, aku duduk di sela-sela kursi penumpang. Kebetulan ada seorang wanita yang berjilbab juga duduk didekatku. Jadi aku merasa tenang, karena disebelahku perempuan. Dan kamipun terlibat perbincangan di sepanjang perjalanan dengan akrab.
Di kursi sampingku ada seorang ibu dengan anak perempuannya duduk menikmati perjalanan KA dengan selimut yang dia gelar di bawah kakinya. Dan aku pun menumpang untuk sekedar menyelonjorkan kaki agar tidak pegal. Ibu itu dengan ramah mempersilahkanku.
Ibu yang duduk tersebut berasal dari Bayat, Klaten. Jadi nanti kami turun di Stasiun yang sama, yaitu stasiun klaten.
Pukul 07.00 KA yang kutumpangi memasuki Stasiun Klaten. Para penumpang bergegas mengemasi barang-barangnya dan turun dari KA.
Turun dari KA aku tidak langsung ke pintu keluar, tetapi aku mampir dulu ke toilet.
Di luar pintu pagar Stasiun telah menunggu Paklik saya yang jemput aku dengan sepeda motornya. Sampai di rumah Paklik , saya lihat kondisi ayahku sungguh kasihan. Terbaring lemah tak berdaya.
Tgl 19/12/2007. Sudah beberapa hari ayahku tidak mau makan. Kubelikan jeruk, dia mau. 
Dia minta juga untuk dibelikan manggis, tapi aku sudah berusaha mencari ke pasar, tidak ada. Karena sedang tidak musim. Rencana sore ini akan dibawa ke dokter. Tapi berhubung hujan begitu deras, tidak jadi ke dokter.
20/12/2007. Kondisi ayahku masih seperti kemarin, berbaring lemah tak berdaya. Hari ini adalah hari Raya Idul Adha. Paklik, bulik, serta anak-anaknya pergi ke tanah lapang di depan SD. Aku tidak turut serta, karena aku menjaga ayah. Terpikir olehku untuk membawa ayah ke RS Tegalyoso, Klaten. Tapi terpikir juga olehku, biaya rumah sakit yang besar.
Rencana ayahku besok baru akan di bawa ke dokter, karena hari ini libur. Tapi aku bersikeras agar dipanggilkan dokter PKU aja. Ya... akhirnya dokter dari PKU datang bersama seorang perawat. Setelah diperiksa, dan ditanya ini itu, akhirnya kuputuskan agar ayahku diopname, agar bisa diinfus. Karena kalo infusnya dibawa ke rumah gak bisa, jadi harus dibawa ke PKU.
Alhamdulillah, akhirnya ayahku bisa mendapatkan perawatan yang baik di PKU. Dan tarif kamarnyapun tidak mahal. Satu hari ada yang 18rb, 25rb dan 35rb. Mengingat kondisi keuanganku, akhirnya kupilih yang 18rb.
Di kamar tersebut, terdiri dari 3 bed. di bed ujung ada seorang pasien yang sedang bersiap-siap untuk pulang. di bed tengah kosong, dan bed paling depan ayahku.
Akhirnya ruangan tsb, ayah saya sendiri yang menempati. dua bed sebelah kosong semua. Aku dan saudara sepupuku, Nduk Sri, Sidik dan ahya bisa menjaga Pakdhenya dengan tidur di dua bed sebelah. Praktis seluruh ruangan kami yang pake. malah lebih dari VVIP.
Di hari ketiga, ketika kami sedang terlelap, datang pasien baru, akhirnya Nduk Sri dan Sidik pindah duduk di ruang tunggu yang di luar. Akupun terbangun dan duduk juga di luar.
Pasien baru tersebut sudah nenek-nenek, katanya nggak bisa ke belakang.
Pagi, 24 Des 2007. Ayahku kubelikan bubur, dan kusuapin habis satu bungkus. Alhamdulillah nafsu makannya sudah ada. Melihat perkembangan ini aku senang. Semoga ayah cepat sembuh.
Tak disangka, pasien baru yang semalam masuk, buang-buang air terus di kamar. Ruangan menjadi berbau tidak enak. Yang menunggupun pada muntah. Aku pergi ke belakang ke ruang kelas I. Kuperhatikan, dan kuamati. satu kamar untuk satu pasien. Ayahku sepertinya harus dipindah ke sini.
Aku temui suster jaga, dan kuminta agar memindahkan ayahku ke ruang kelas I. Karena kondisi di kamar kelas III, sudah tidak nyaman lagi. Akhirnya ayahku dipindahkan ke ruang kelas I sekitar pkl 09.00. Lega sudah. Ayahku bisa ke kamar mandi dengan berjalan pake kruk. karena lokasi kamar mandi ada di dalam kemar.
Pukul 13.00 ayahku minta selang infus dilepas aja. dan mau pulang sekarang. Berkali kali saya katakan nanti dulu, tapi ayahku memaksa untuk segera pulang saja. Akhirnya kutemui dokter jaga/ dr. Aswin. Kukatakan bahwa ayahku mau pulang. Setelah dicek dokter mengenai kondisi ayah, akhirnya diizinkan untuk pulang.
Sore hari aku selesaikan administrasi keuangan. 613rb total biaya perawatan. Alhamdulillah cukup, karena kusiapkan dana 1jt.
Ku SMS saudara sepupuku, tapi belum muncul-muncul juga. Akhirnya aku pinjam sepeda Mas Wahyudi untuk membawa pulang barang-barang ke rumah. Sementara ayahku masih menunggu duduk di kamar pasien. Dua kali bolak-balik naik sepede. Wah.... canggung juga ya naik sepeda. Sudah 15 tahun tidak pernah naik sepeda...... ternyata meski deg-degan.... aku masih bisa naik sepeda. Alhamdulillah.
Ketika aku selesai membawa barang-barang ke rumah, Sidik (sepupuku) datang dengan sepeda motor. Akhirnya ayahku dibonceng sepeda motor dengan diapit oleh Nduk Sri.
Lega...... urusan Rumah Sakit sudah beres.
Kini ayahku dirawat di rumah. Si Muh (adikku) kemarin datang dar jakarta. Alhamdulillah akhirnya dia datang juga.
25 Des 2007. Ayahku tidak mau makan kecuali dua suap aja udah. Sekitar pkl. 10.00 ayahku bilang "saya ingin tidur, jangan dibangunin ya". Ya sudah...... akhirnya kutinggal ke pasar belanja. Ke pasar dengan jalan kaki, terasa banget, keringat deras mengalir di badanku.
Sepulang dari pasar, kulihat ayahku terbaring, dengan badan berkeringat dan tangan berkeringat serta dahi berkeringat. Kusapu wajah, tangan dan badannya dengan kertas tissu. Kemudian kutuntun membaca-baca dzikir. Agak siang ayahku bilang " aku mau leren. kesel". Frekuensi batuknya menjadi sering. Akhirnya dia tertidur.
Sore hari aku katakan ke ayah "saya balik ke Jakarta ya, mau kerja?" Ayah bilang " ya".
Akhirnya aku kembali ke Jakarta dengan diiringi hujan gerimis. Dengan KA Senja Utama aku sampai jakarta pkl. 05.00. dan Pkl. 08.00 langsung ngantor.

Friday, December 14, 2007

Berita dari Kampung

Bapak sudah 5 hari ini sakitnya kambuh lagi,
dan sekarang tinggal di rumah bulik Siti
Bapak tidak mau makan kecuali beberapa suap dan makan buah
serta diberi minum madu
Padahal dua minggu yang lalu
ketika aku kembali ke Jakarta, Bapak sudah nampak sehat
bisa berjalan dengan baik
Minggu kemarin aku tidak sempat ke Kampung
karena aku ada tugas ke Jember, Jawa Timur
Rencana Sabtu sore  ini aku akan pulang ke Kampung
tapi di Jakarta masih ada acara tanggal 18/12/2007
sementara tanggal 19/12 s.d. 21/12 libur hari Raya Idul Adha
Insya Allah aku pulang tanggal 18 sore
Nduk Sri dan Dik Lastri sms aku tentang keadaan Bapak
Para tetangga di kampung (1 mobil) penuh datang  menengok Bapak
Nduk Sri juga kabarkan bahwa adikku nelpon dan  minta uang ke Bapak
serta minta dilegalisirkan ijazah SD, SMP dan SMA
Aku berharap adikku mau kuajak pulang besok tuk lihat kondisi Bapak
Semoga hatinya terbuka. Amien.

Every man has his destiny

Setiap orang punya takdirnya masing-masing, begitu bunyi sebuah quote yang terkenal.

'Every man has his destiny'
-- famous quote.

Tak sengaja saya baca bolggernya Putrajaya. Saya baca kutipan diatas.
Saya berfikir memang benar. Setiap orang punya takdir masing-masing.

Saya melihat adik saya sendiri, sudah pontang-panting cari kerja hinga detik ini belum dapat kerja juga. Rezeki, jodoh, dan maut memang rahasia Allah.
Sekuat apapun kita berusaha, kalau Tuhan belum berkehendak nggak akan tercapai.
namun, jangan lupa : sebagai manusia kita harus berusaha merubah nasib kita. 'Innallaha layughayyiru ma bi qaumin hatta yu ghayyiru ma bi anfusihim'.
Janji Allah benar!

Menganggur memang merupakan sebuah beban. Baik beban bagi diri sendiri maupun beban bagi orang lain. Tak heran jika banyak yang mengalami depresi mental.

Termasuk adikku sendiri. Ketika dia meminta uang kepadaku, dan tidak kupenuhi maka dia akan bertindak 'brutal'. Dia keluarkan kata-kata yang kotor dan kalau dipikir-pikir 'sangat menyakitkan hati'. Dengan aksinya tersebut dia berharap dia akan dapat terpenuhi kehendaknya.

Seperti kejadian sore ini, tiba-tiba adikku datang ke kantorku. Dia minta uang dan kubilang tak ada uang. Dia marah-marah dan berbicara di luar kendalinya. Seolah bukan adik saya yang bicara. Sambil matanya melotot. Seperti kerasukan 'setan'.
Akhirnya dengan terpaksa kuberikan juga uang. Meski jumlahnya tidak banyak, ternyata dengan selembar uang tersebut dia diam dan pergi.

'ya Allah berilah hamba kesabaran menghadapi semua ini'

Yang saya herankan setelah insiden seperti ini biasanya dia akan bersikap biasa dan normal. Seolah tidak terjadi apa-apa. Ketika bertemu di rumah seolah insiden tersebut tidak pernah terjadi. Dia sudah normal kembali. bahkan rajin mengaji. Saya tidak tahu penyakit apa ini.

Setelah saya perhatikan, kejadian ini berkali-kali, setiap dia kepepet maka dia akan bertindak seperti orang gila. dengan harapan akan terpenuhi permintaannya.

Sebenarnya saya bingung menghadapi semua ini. Harus saya bawa kemana adik saya ini? haruskan saya bawa ke RSJ? atau ke psikiater? atau ke Kiai?

Akhirnya dengan seringnya kejadian seperti ini, saya akhirnya jadi terbiasa. dan saya anggap biasa aja.

Tapi kadang terfikir olehku.....
Untuk mencarikan alternatif pengobatan untuknya. Tapi kemana?
Berkali-kali dia berulah........
Lebaran disuruh pulang dan sudah diongkosi..... ternyata tidak pulang
malah merongrong ayah saya..... minta kiriman uang!
Disuruh menengok ayah yang sedang sakit... dan udah dikasih ongkos pulang
.... ternyata tidak pulang
dan malah minta kiriman lagi sama ayah....
dikemanakan uang-uang tersebut?
Apakah dia ikut aliran sesat?
ratusan ribu sudah ....... raib
hilang tak tentu dikemanakan.
Radio tape recorder yang ada di kamarnya juga sudah raib entah dikemanain....
Sudah terlalu banyak uang yang kuberikan kepadanya raib..... muspro
650 ribu katanya untuk latihan pendidikan satpam..... raib sudah
muspro juga.......
...............................

Proposalku sayang, proposalku malang

Proposal yang kuajukan ke Pembimbing II, hampir setiap lembarnya penuh dengan koreksian.
Nggak kebayang dech. Sampai sekarang aku belum sempat memperbaikinya. baru beberapa halaman yang sempat kuperbaiki. terus aku sibuk ke sana dan ke sini. Jadi .... Proposalku sayang proposalku malang.
Pinginya cepat lulus kuliah. Ternyata 'berat' juga ya?
Ya... semoga cepet selesai. Amien.

Kesempatan ke Jawa Timur

10/12/2007
Alhamdulillah, dapat kesempatan ke Jember, jawa Timur.
Pkl. 17.40 Lions Air mengudara membawa kami menuju Bandara Juanda Surabaya
Cuaca agak kurang bagus, sehingga berkali-kali pramugari mengingatkan kita
tuk tetap mengenakan sheetbelt.
Sekitar pukul 19.30 kami sudah tiba di Surabaya. Perjalanan Jakarta-Surabaya ditempuh dalam waktu kurang lebih 1 jam 10 menit.
Oleh rekan-rekan PW Nasiyah Jawa Timur kami dijemput dengan mobil kijang silver milik majelis Dikdasmen PWM Jawa Timur. Ada kak Fuada dari PWNA Jatim yang menjemput kami.
Dari bandara Juanda kami dibawa ke Sidoarjo dan mampir di sebuah Rumah Makan yang cukup besar. Sup buntut hangat kupesan untuk menghangatkan badan, karena cuaca disini
kebetulan hujan cukup deras. dan segelas es jeruk untuk sekedar melarutkan lemak-lemak yang masuk.
Setelah makan selesai kami menuju ke Jember, dengan melewati jalan disekitar Porong Sidoarjo. kami melihat dalam kegelapan, (karena udah malam) tanggul-tanggul tinggi yang menahan lumpur Lapindo. Masya Allah......
Perjalanan ke Jember kami tempuh sekitar 5 jam perjalanan dengan melewati probolinggo, bangil, ...... dst.
Sampai di Universitas Muhammadiyah Jember waktu udah lewat tengah malam. kami menginap di Akademi pariwisata Unmuh Jember, yang settingnya seperti di Hotel. (untuk praktek anak-anak akpar). Sebuah kamar seperti layaknya kamar hotel, dengan kamar mandi shower, udah tersedia sabun dan sikat gigi lengkap plus handuk. Di meja telah tersedia air mineral, dan buah pir yang dibungkus rapi dengan plastik bening.
Kami berempat di kamar bersama Mbak Evi (Ketua PPNA), Herni Ramadhani, Kak Mia, dan saya sendiri. Berhubung bednya hanya dua, kami berinisiatif untuk menurunkan bed atas ke bawah.
pkl. 4.30 kami sudah terbangun. sholat subuh, mandi, dan sarapan pagi. Pkl. 08.30 acara dimulai. Acara Sosialisasi UU Anti perdagangan manusia digeral dengan Talkshow dan workshop.
Tugasku kali ini, membackup untuk notulensi dan rekam proses dengan MP4. Sementara Kak Mia, tugasnya rekam proses dengan handycam. Mbak Evi tentu saja sebagai Keeynote speech. dan herni tuk urusan berkas-berkas/makalah, dsb.
Insiden buruk terjadi, rekanku Herni sakit perut gara-gara makan cambel kepedasan semalam. Kasihan sekali, dia terbaring lemas di kamar.
Pukul 18.00 kami meninggalkan UM Jember menuju Surabaya. Seperti kemarin perjalanan di tempuh selama 5 jam. Cukup melelahkan memang. Kami sempat mampir di Toko oleh-oleh di Jember.
Tiba di Surabaya kami menginap di perumahan  ( 10 menit dari Bandara Juanda) ditempat kost-kosannya Ella (anak PWNA Jatim). Sebuah rumah bertingkat dengan kamar-kamar kost yang cukup mewah menurutku. Rumah seorang anggota Polisi di Polda Jatim.
Pkl. 05.00 kami dihantar taxi menuju Juanda. Pkl. 06.40 Wings Air yang kami tumpangi terbang menuju Jakarta. Tiba di Jakarta masih pagi. Langsung naik Damri ke Rawa mangun. Dan dengan Angkot 25 merah saya langsung ke kantor. (Soalnya ijinnya cuma satu hari saja). Kebetulan Bos saya sedang ke Kuala Lumpur sampai dengan tanggal 15/12/2007.
Alhamdulillah, sudah kembali ke Jakarta dengan selamat.

Jalan jalan ke Danau Toba


Toba lake

ya ... akhirnya sampai juga aku di Pulau Sumatera
19/12/2007 Pesawat Lion Air yang aku tumpangin mendarat di Polonia Medan,
Rombongan kami dari Jakarta berjumlah 6 orang dijemput oleh teman-teman Nasyiah Wilayah
di Bandara.
Sambil menunggu teman-teman yang lain, telah ada juga teman-teman dari Sumatera Barat yang sudah menunggu di Bus.
Kami langsung menuju ke kantor PW Muhammadiyah Medan tuk menjemput rekan-rekan PPNA yang sudah lebih awal datang di Medan. Untuk selanjutnya kami dibawa ke tempat acara Tanwir II NA, di Wisma LPMP Jl. Bunga Raya Medan.
Sungguh sebuah pengalaman yang menyenangkan, bisa menginjakkan kaki di Medan
Yang dulu hanya bisa saya lihat di Peta, dan saya ketahui ada sebuah danau yang terdalam dan terluas di dunia, yaitu Danau Toba. dimana ada sebuah pulau yang bernama Samosir.
Acara Tanwir akan berlangsung hingga tanggal 22 Nopember 2007.
Pembukaan dipusatkan di Univ. Muhammadiyah Sumatera Utara.
Selebihnya persidangan di wisma LPMP.
23/11/2007 kami menyempatkan diri ke Danau Toba, yang berjarak 5 jam dari kota Medan. dengan mengendarai mobil Kijang milik saudaranya Mbak Balqis kami ke danau Toba. Dan sempat menyeberangi hingga Pulau Samosir.
hamparan air danau yang biru, dengan deru speedboat yang kencang
terpaan angin semilir menghantar kami hingga Pulo Samosir/ Tomok.
Di sana kami sempatkan untuk beli oleh-oleh berupa kaos bertuliskan Toba Lake.
24/11/2007. kami kembali ke Jakarta.
Meski ada sedikit insiden gara-gara seorang rekan kami yang tidak bertanggungjawab meninggalkan rombongan karena yang sedang kepayang 'mabuk'.
Dengan sport jantung kami bertiga (Sanggra & Balqis)  menuju Bandara tuk chek in. Bayangkan barang-barang yang harus kami bawa buanyak sekali. punya enam orang! Kopor-kopor berat dan berbagai macam tas, kardus berisi oleh-oleh. Sampai-sampai kalo diangkut pake taksi tidak muat. Terpaksa kami sewa angkot dengan sewa 70 ribu rupiah.
dan bayangkan, 5 menit lagi check in 'close'. sementara tiket kita adalah unrefundable, dan harus jam itu juga, hari itu juga, tidak bisa maju dan tidak bisa mundur. kalau batal-ya batal. dan kita bakal kehilangan semuanya. 'hangus'.
Tak terbayangkan dech. Aku gak bisa cerita soal teman yang satu ini. Biarlah Allah dan malaikatnya saja yang tahu.
Sekedar sebuah catatan untuk  kegiatan selanjutnya telah masuk dalam daftar :"blacklist".
Itu saja komentar saya untuk rekan yang satu ini.
ya... suka dukanya .......

Monday, November 12, 2007

37 telah terlewati


12 Nopember 2007.
Tak terasa angka 37 telah terlewati
Begitu cepat dan tak terasa,
ternyata sudah kepala tiga
Rasanya baru kemarin lulus sekolah menengah
Rasanya baru kemarin menikmati keceriaan masa remaja
Tak terasa 37 telah terlewati,
dan aku masih sendiri
sementara temen-temen sekolahku
telah sibuk menyiapkan menu tuk sang suami
telah sibuk mengantar anak-anak mereka ke bangku sekolah
sementara aku?
masih sibuk dengan diri sendiri
ya....
jika teman-temanku sibuk dengan keluarganya,
maka aku sibuk dengan diriku sendiri
Tak pernah terpikir,.....
ternyata aku masih sendiri
Tak pernah terlintas
aku akan seperti ini
Dulu ketika usia menjelang 25
aku bercita-cita menjadi ibu rumah tangga
12 tahun lewat.......
aku sibuk dengan karirku.....
karir?
Aku yakin 
rezeki, jodoh, dan maut
adalah kehendakNya
Jadi, jangan salahkan....
ketika aku tak mampu menjawab sebuah pertanyaan
Berapa putranya bu?
Atau ketika aku harus ke luar kota sendirian
tiba-tiba ada pertanyaan
Tidak bersama suami bu?
atau sebuah pertanyaan yang menohok
Sudah menikah bu?
atau ketika sebuah nasehat datang dari teman chatingku
... makanya sekarang kamu harus berusaha mencari jodoh
kupikir iya juga sich ada benarnya.....
tapi kemana aku harus mencari?

Thursday, September 06, 2007

Berita duka

Siang tadi ada sms di hp ku. berita lelayu. temanku di Nasyiah Jogja, mbak Isti Wasingah meninggal dunia. Kutanyakan informasi ini ke Sekretariat NA di Jakarta, apa memang betul Mbak Isti yang bendahara PPNA ? ternyata benar.
Beliau mengalami kecelakaan dan sudah koma beberapa hari di RS Sardjito. Ya... memang usia manusia tidak pernah tahu. Itulah rahasia Ilahi.
Saya baru mendengar berita sakitnya mbak Isti Wasingah juga baru tadi, dari Fina. Rupanya baru beberapa bulan saya tidak ke Menteng, karena kesibukan tugas di kampus, berita tentang sakitnya seorang temanpun tidak sempat kuketahui. Aku justru mendengarnya ketika dia sudah tiada.
Innalillahi wa inna ilaihi rajiun.
Semoga Allah mengampuni segala dosa dan kesalahannya serta memberikan tempat yang layak disisiNya. Amien. ( Kamis, 06-09-2007)

Thursday, July 05, 2007

Pesona Kelembutan Islam

Pengajian: Pesona Kelembutan Islam
Oleh: Ustadz Hakamsyah Lc.

Di antara akhlak Nabi Saw. yang paling menonjol, beliau adalah
pribadi yang lemah-lembut. Kesaksian semua orang yang pernah semasa
dengan beliau, menggambarkan bahwa beliau tidak pernah berkata
kasar, tidak pernah mengumpat, dan tidak pernah berlaku bengis.
Bahkan, beliau Saw. tidak pernah marah, kecuali terhadap perbuatan
yang melanggar kehormatan agama.
Dalam ungkapan yang singkat, Dr. Yusuf al-Qardhawi
mengatakan, "Barangsiapa membaca sunnah Rasul Saw., baik dalam
perkataan maupun perbuatan, maka akan menemukan pancaran
kelemahlembutan dalam berdakwah dan interaksi sehari-hari. "
Ada beberapa hikmah yang bisa kita peroleh dari perangai
lemah-lembut, seperti telah dicontohkan oleh Nabi Saw. Yaitu di
antaranya: Pertama, kelemahlembutan bisa membuat kita menjadi
pribadi yang indah. Secara garis besar, Allah Swt. mengkaruniakan
dua keindahan kepada manusia: keindahan fisik, dan keindahan
kepribadian. Manusia pada umumnya mudah terpukau oleh keindahan
fisik. Namun, keindahan fisik ini akan segera kehilangan kesan bila
tingkah-laku dan kata-katanya kasar. Di sinilah, kelemahlembutan
menjadi kunci untuk mewujudkan pribadi yang indah. Nabi Saw.
bersabda:
"Åä Çááå íÚØí Úáì ÇáÑÝÞ ãÇ áÇ íÚØí Úáì ÇáÚäÝ, æãÇ áÇ íÚØí Úáì ãÇ ÓæÇå".
"Sesungguhnya Allah memberi (keutamaan) kepada
kelemahlembutan, yang tidak diberikanNya kepada kekerasan, dan tidak
juga diberikanNya kepada (sifat-sifat) yang lain." (HR. Muslim
dari `Aisyah ra.)
Dalam kesempatan lain, Nabi Saw. bersabda:
"Åä ÇáÑÝÞ áÇ íßæä Ýí ÔíÁ ÅáÇ ÒÇäå, æáÇ íäÒÚ ãä ÔíÁ ÅáÇ ÔÇäå".
"Sesungguhnya kelemahlembutan tidak melekat pada sebuah
pribadi kecuali sebagai perhiasan, dan tidak terlepas darinya
kecuali sebagai keaiban." (HR. Muslim)
Kedua, kelemahlembutan bisa membentuk orang-orang dan
lingkungan di sekitar kita. Banyak Sahabat radhiyalLahu
ta'âlâ `anhum yang memperoleh hidayah (masuk Islam) setelah
menyaksikan pribadi Nabi Saw. yang lemah-lembut. Salah satunya:
Tsumâmah bin Atsâl ra.
Suatu hari, Tsumâmah yang masih musyrik tertangkap dalam
sebuah peperangan melawan kaum Muslimin. Ketika Nabi Saw. menjenguk
para tawanan, beliau sempat bertanya kepada Tsumâmah, "Apa yang
ingin kau katakana, wahai Tsumâmah?"
Tsumâmah menjawab, "Jika kau hendak membunuhku, hai
Muhammad, sesungguhnya kau membunuh seseorang yang memiliki pengaruh
kuat. Jika mau berbuat baik kepadaku, maka kau berbuat baik kepada
orang yang tahu berterima kasih. Dan jika kau ingin harta tebusan,
sebutkan saja berapa pun jumlahnya, pasti akan aku bayar."
Namun Nabi Saw. tidak memerintahkan untuk membunuh Tsumâmah,
atau meminta tebusan darinya. Beliau Saw. malah mengingatkan para
Sahabat ra. agar merawat Tsumâmah dan tawanan lainnya dengan baik.
Demikianlah, sampai tiga kali kesempatan Nabi Saw.
menanyakan hal yang sama kepada Tsumâmah, ia terus menantang untuk
dibunuh saja atau membayar tebusan dalam jumlah yang besar.
Setelah para tawanan tersebut dirawat hingga pulih kondisi
mereka, alih-alih mereka dibunuh atau dimintai uang tebusan; Nabi
Saw. dengan senyum mengembang malah membebaskan mereka tanpa syarat
dan menyuruh mereka untuk kembali kepada keluarga masing.
Tsumâmah pun beranjak meninggalkan Nabi Saw dan para Sahabat
ra. Namun tak lama berselang, ia kembali menghadap Nabi Saw.,
mengikrarkan keislamannya. Lalu ia berkata, "Sungguh, wahai
Rasulullah, sebelum ini tiada orang yang paling saya benci di dunia
selain anda. Tapi sekarang anda menjadi orang yang paling saya
cintai di dunia ini." (HR. Bukhari dan Muslim)
Ketiga, kelemahlembutan adalah pelindung hati dari noda dan
penyakit kalbu. Yang perlu disadari, ketika kita berkata kasar dan
mengumpat, sebenarnya kita tidak sedang merugikan orang lain. Tapi,
terlebih lagi, kita sedang menodai hati kita sendiri, mengotorinya
dengan kekasaran, serta membuatnya menjadi keras.
Suatu kali, Nabi Saw. tengah dudukbersama Aisyah ra. Lalu
melintaslah sekelompok orang Yahudi di hadapan beliau. Tiba-tiba
mereka menyapa Nabi Saw. dengan memelesetkan
ungkapan "Assalâmu'alaikum" menjadi "Assâmu `alaika"—kebinasaan
atasmu, hai Muhammad.
Mendengar serapah orang-orang Yahudi itu, Aisyah ra. naik
pitam dan balik memaki mereka. Namun Nabi Saw. segera menenangkan
Aisyah ra. dan memintanya agar tidak mengotori mulut dan hatinya
dengan kekasaran dan kebencian. Lalu beliau memberikan alasan:
"Åä Çááå ÑÝíÞ æíÍÈ ÇáÑÝÞ Ýí ÇáÃãÑ ßáå".
"Sesungguhnya Allah Swt. lembut, dan menyukai
kelemahlembutan dalam segala hal." (HR. al-Bukhari)

Lemah-lembut dalam tutur kata, lemah-lembut dalam canda,
serta lemah-lembut dalam tingkah-laku ternyata merupakan salah satu
keteladanan yang paling menonjol dalam diri Rasulullah Saw. Dan saat
ini, dalam keseharian kita, baik dalam lingkup kehidupan sosial yang
paling kecil hingga yang paling besar; betapa kita menghajatkan
keteladanan ini demi terus menjaga keseimbangan sosial yang kita
miliki. Toh Allah Swt. telah berfirman:
"Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah suri teladan
yang baik bagimu; yaitu bagi orang-orang yang mengharap (keridhaan)
Allah…" (Al-Ahzâb; 21)
Kelemahlembutan bukan indikasi ketidakberdayaan, tetapi
merupakan tanda kemampuan untuk mengendalikan diri. Sebaliknya,
kekasaran bukan tanda kekuasaan, namun tanda kerapuhan emosional dan
kelemahan kepribadian.
Pada titik singgung ini, Nabi Saw. bersabda:
"ÅÐÇ ÃÍÈø Çááå ÚÈÏÇ ÃÚØÇå ÇáÑÝÞ. æãÇ ãä Ãåá ÈíÊ íÍÑøãæä ÇáÑÝÞ ÅáÇ
ÍÑøãæÇ ÇáÎíÑ".
"Apabila Allah Swt. menyukai seorang hamba, maka Ia akan
mengkaruniainya kelemahlembutan. Dan barangsiapa dari keluargaku
yang mengharamkan/ menjauhi kelemahlembutan, maka sesungguhnya dia
telah menjauhi kebaikan." (HR. Muslim dan Abu Dawud)

Doa untuk Simbok

Ya Allah lewat Blog ini saya berdoa untuk ibu saya, nenek dan kakek saya yang telah mendahului kami.
"Allahumagfirli wali walidaya warhamhuma kama robbayani saghira"
Ya Allah ampunilah dosa-dosa kedua orangtua kami dan sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku diwaktu kecil.
Ya Allah,
ampunilah dosa dan kesalahan ibu saya
sayangilah dia sebagaimana dia menyayangi kami di waktu kecil
berilah dia rahmat dan kasih sayangMu
balaslah setiap kebaikan yang ia lakukan
dan ampunilah setiap titik kesalahannya
Ya Allah ampunilah dosa nenek dan kakek kami
yang telah mendahului kami
berilah mereka tempat yang layak di sisimu
berilah mereka rahmat dan kasih sayangMu
pertemukanlah kami dalam rahmatMu
Amien.

Hari yang penuh perjuangan

Rabu, 4 Juli 2007. Aku ada janji rekaman untuk acara siaran SIPITUNG (Siaran Pemuda Pilar Tunas Bangsa) di RRI Medan Merdeka pukul 10. pagi. Dari Kampus Klender aku berangkat pukul 08.30. Berarti aku ada waktu perjalanan kurang lebih 1 1/2 jam. Ternyata jalanan macet. Dari kampung melayu naik mobil 01 arah Senen. Kemudian turun di Poli. dari situ naik Bajaj bayar 7000. Sepanjang jalan sudah ditelpon oleh Mbak Iren. Katanya narasaumber Dr. Ade Hikmat sudah datang di RRI. Sampai di RRI yang lumayan telat setengah jam. Rencananya habis rekaman aku mau langsung bimbingan ke Pak Bas di Puspendik. Semua bahan proposal sudah tadi malam kuselesaikan sampai jam 11 malam.
Ternyata aku harus rekaman untuk 5 kali siaran sekaligus. Biasanya sich untuk 4 kali siaran. Selesai rekaman sekitar jam 12.30. Berarti aku ada waktu sekitar setengah jam untuk sampai di kantor pak Bas. Untung tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih.
Saya SMS pak Bas. bahwa aku akan ke kantornya. masih bolehkan? maklum jam bimbingan jam 11 s.d. jam 13.00. Aku menunggu Bus di depan RRI dengan tujuan ke arah Senen. Tak lama kemudian ada Bus besar yang lewat dan ada tulisannya Senen ...... langsung aja aku naik. Ternyata lama banget kok nggak sampe-sampe. Lalu kondekturnya nanya, emang mau kemana? mau ke Balai Pustaka.  Wah... salah. ya sudah nanti turun aja di Kebon Jeruk (maksudnya Pintu Tol Kebon Jeruk). karena memang Busnya sudah masuk jalan Tol. 
Sebenarnya aku agak ragu-ragu ... kok nggak sampai-sampai. e... ternyata salah naik mobil.
Sampai di Pintu tol Kebon Jeruk aku kemudian ditunjukkan jalan oleh seorang perempuan arah mana yang harus kutuju untuk kembali ke arah Senen. Melalui jalanan yang menanjak ke arah jalan Tol dan harus "mbrobos" pagar besi jalanan, akhirnya aku sampai juga ke pintu tol arah sebaliknya. dan tentu saja dengan bertanya-tanya sana-sini. kebetulan ada seorang mahasiswa dari Universitas yang ada di Kebon Jeruk, aku ditunjukkan jalan tersebut. Alhamdulillah. masih ada orang baik yang nunjukin jalan.
Tiba-tiba SMS berbunyi, Pak Bas SMS : Jam 13.30 dia ada meeting. kalo ndak sempat ketemu, bimbingannya di Kampus aja." ya syukurlah. Aku balas SMS pak bas. Iya pak. saya malah nyasar jalan salah naik mobilnya. bimbingannya di kampus aja dech. tks.
Akhirnya kuputuskan untuk kembali ke Kampus Klender, dan aku naik bus ke arah Kp. Rambutan yang lewat UKI Cawang. karena mobilnya lewat jalan Tol terus, akhirnya di UKI pun turun dinya juga di pinggir pintu tol. dan sekali lagi aku harus "mbrobos" pagar pembatas jalan. Untung ada mbak-mbak juga yang juga lewat jalan yang sama. dan menunjukkan aku jalan mana yang harus aku lalui.
Kalau ingat kejadian itu ..... masya Allah. serem juga ya. celingak-celinguk sendirian cari jalan. untuk ada barengan.. alhamdulillah.
Sampai di Klender, masih banyak pekerjaan yang menumpuk. dan juga ada sedikit terjemahan yang harus kuterjemahkan. Ya beberapa lembar sich. dan lumayan Alhamdulillah bisa untuk bayar listrik, gas, telepon dan PAM bulan ini.
"Terimakasih ya Allah atas karuniaMu kepada hamba hari ini"

Thursday, June 21, 2007

Konsultasi ke 2


Hari Rabu, Pukul 11.00 - 13.00
adalah jadwal yang diberikan Pak Bas untuk bimbingan Thesis di kantornya.
Pukul 11. 15 aku baru berangkat ke Kantor Pak Bas yang terletak di Gunung Sahari,
tepatnya di Kantor Puspendik Depdiknas.
Ketika aku sampai di kantor Pak Bas, beliau sedang makan siang, karena memang waktunya makan siang, yaitu pukul 12.30.
Lalu aku SMS pak Bas, bahwa aku sudah menunggunya.
Tak lama kemudian, datang kakak kelasku yang juga bimbingan dengan Pak Bas.
Namanya Mikha. Kami menunggu tidak lama, karena sebentar kemudian Pak Bas muncul.
Bimbingan dengan Pak Bas, alhamdulillah berjalan lancar. Variabel penelitian yang kuajukan, katanya masih perlu ditambah. Paling tidak empat variabel. Kalau lebih juga lebih bagus.
Kemudian analisis jalurnya juga harus diubah model konstelasinya.
Ya.... saya menurut ikuti beliau.
dua minggu lagi adalah jadwal konsultasi berikutnya.
berarti, 4 Juli 2007.
Konsultasi hari ini berjalan lancar.
ada satu keyword yang kuingat dari pak Bas
Motivasi...........................

News from South of Kalimantan


News from South of Kalimantan
My old friend send me message. He asked me about my email address.
I send him my email address.
Now, I can contact him by YM. I can share with him about my experience.
Yes, everything about life, I think.



foto dengan temen-temen

Sunday, April 29, 2007

tawaran job

Sabtu kemarin, dosen pengganti pak pranata udah mulai masuk. Namanya pak Heru.Beliau baru pulang dari Amrik delapan bulan yang lalu. dan udah 12 tahun menetap di Amrik. S2 dan S3 diselesaikan di sana. Beliau menyebut dirinya sebagai Direktur Bank Soal. Maksudnya Bank Persoalan. hee.   hee... hee.
Untuk urusan soal-soal Ujian beliau ini Kepalanya. oh ya Beliau mengampu mata kuliah Pengembangan Instrumen.
hari pertama sich masih perkenalan.
Dia menawarkan kepada para mahasiswa untuk magang di tempatnya. side job lah. 10 jam per minggu. Untuk mahasiswa yang menguasai bahasa Inggris, Bahasa Indonesia.
Sebenarnya tawaran ini menarik buatku. Tapi, sepertinya aku belum sanggup menerima tawaran ini. Aku ingin konsentrasi ke kuliahku dulu.
Disamping itu pekerjaan di kantorku juga banyak. Takut terbengkalai.
Tapi ada baiknya dipikirkan juga .... lho....

Thursday, April 12, 2007

jodoh dan kedewasaan

Hakekat Perkawinan - Sekedar Kutipan:





Untuk Suami & Istri
Pernikahan ataupun Perkawinan Membuka Tabir Rahasia
Suami yang menikahi kamu,
Tidaklah Semulia Muhammad,
Tidaklah Setakwa Ibrahim,
Pun Tidak Setabah Ayub,
Ataupun Segagah Musa,
Apalagi Setampan Yusuf,
Justru Suamimu
Hanyalah Pria Akhir Zaman
Yang Punya Cita-Cita
Membangun keturunan yang soleh
Pernikahan ataupun Perkawinan Mengajari Kita Kewajiban Bersama
Suami Menjadi Pelindung, Istri penghuninya
Suami Nahkoda kapal, Istri Navigatornya
Jika Suami balita yang nakal, maka Istrilah penuntun kenakalannya
Saat Suami menjadi Raja, Istri menikmati Anggur Singgasananya
Seandainya Suami masinis yang lancang, Sabarlah memperingatkannya,
Pernikahan ataupun Perkawinan mengajarkan kita perlunya Iman dan Takwa
Untuk belajar meniti Sabar & Ridho
Karena memiliki Suami yang tak segagah mana
Ataupun Istri yang tak secantik siapa
Justru kau akan tersentak dari Alpa
Istri yang kau nikahi
Bukanlah Khadijah yang begitu sempurna didalam menjaga
Pun Bukanlah Hajar yang begitu setia dalam sengsara
Istri yang kau nikahi
Cuma Wanita akhir zaman yang berusaha menjadi soleh....

Jodoh dan Kedewasaan Kita

Jodoh adalah problema serius, terutama bagi para
Muslimah. Kemana pun mereka melangkah,
pertanyaan-pertanyaan "kreatif" tiada henti
membayangi. Kapan aku menikah? Aku rindu seorang
pendamping, namun siapa? Aku iri melihat wanita muda
menggendong bayi, kapan giliranku dipanggil ibu? Aku
jadi ragu, benarkah aku punya jodoh? Atau
jangan-jangan Tuhan berlaku tidak adil?

Jodoh serasa ringan diucap, tapi rumit dalam realita.
Kebanyakan orang ketika berbicara soal jodoh selalu
bertolak dari sebuah gambaran ideal tentang kehidupan
rumah tangga. Otomatis dia lalu berpikir serius
tentang kriteria calon idaman. Nah, di sinilah segala
sedu-sedan pembicaraan soal jodoh itu berawal. Pada
mulanya, kriteria calon hanya menjadi 'bagian
masalah', namun kemudian justru menjadi inti
permasalahan itu sendiri.

Di sini orang berlomba mengajukan "standardisasi"
calon: wajah rupawan, berpendidikan tinggi, wawasan
luas, orang tua kaya, profesi mapan, latar belakang
keluarga harmonis, dan tentu saja kualitas keshalihan.


Ketika ditanya, haruskah seideal itu? Jawabnya ringan,
"Apa salahnya? Ikhtiar tidak apa, kan?" Memang, ada
juga jawaban lain, "Saya tidak pernah menuntut. Yang
penting bagi saya calon yang shalih saja." Sayangnya,
jawaban itu diucapkan ketika gurat-gurat keriput mulai
menghiasi wajah. Dulu ketika masih fresh, sekadar
senyum pun mahal.

Tidak ada satu pun dalih, bahwa peluang jodoh lebih
cepat didapatkan oleh mereka yang memiliki sifat
superior (serbaunggul). Memperhitungkan kriteria calon
memang sesuai sunnah, namun kriteria tidak pernah
menjadi penentu sulit atau mudahnya orang menikah.
Pengalaman riil di lapangan kerap kali
menjungkirbalikkan prasangka-prasangka kita selama
ini.

Jodoh, jika direnungkan, sebenarnya lebih bergantung
pada kedewasaan kita. Banyak orang merintih pilu,
menghiba dalam doa, memohon kemurahan Allah, sekaligus
menuntut keadilan-Nya. Namun prestasi terbaik mereka
hanya sebatas menuntut, tidak tampak bukti kesungguhan
untuk menjemput kehidupan rumah tangga.

Mereka bayangkan kehidupan rumah tangga itu indah,
bahkan lebih indah dari film-film picisan ala bintang
India, Sahrukh Khan. Mereka tidak memandang bahwa
kehidupan keluarga adalah arena perjuangan, penuh liku
dan ujian, dibutuhkan napas kesabaran panjang, kadang
kegetiran mampir susul-menyusul. Mereka hanya siap
menjadi raja atau ratu, tidak pernah menyiapkan diri
untuk berletih-letih membina keluarga.

Kehidupan keluarga tidak berbeda dengan kehidupan
individu, hanya dalam soal ujian dan beban jauh lebih
berat. Jika seseorang masih single, lalu dibuai
penyakit malas dan manja, kehidupan keluarga macam apa
yang dia impikan?

Pendidikan, lingkungan, dan media membesarkan generasi
muda kita menjadi manusia-manusia yang rapuh. Mereka
sangat pakar dalam memahami sebuah gambar kehidupan
yang ideal, namun lemah nyali ketika didesak untuk
meraih keidealan itu dengan pengorbanan. Jika harus
ideal, mereka menuntut orang lain yang menyediakannya.
Adapun mereka cukup ongkang-ongkang kaki. Kesulitan
itu pada akhirnya kita ciptakan sendiri, bukan dari
siapa pun.

Bagaimana mungkin Allah akan memberi nikmat jodoh,
jika kita tidak pernah siap untuk itu? "Tidaklah Allah
membebani seseorang melainkan sekadar sesuai
kesanggupannya." (QS Al Baqarah, 286). Di balik
fenomena "telat nikah" sebenarnya ada bukti-bukti
kasih sayang Allah SWT.

Ketika sifat kedewasaan telah menjadi jiwa, jodoh itu
akan datang tanpa harus dirintihkan. Kala itu hati
seseorang telah bulat utuh, siap menerima realita
kehidupan rumah tangga, manis atau getirnya, dengan
lapang dada.

Jangan pernah lagi bertanya, mana jodohku? Namun
bertanyalah, sudah dewasakah aku?

Wallahu a'lam bisshawaab.











 

Monday, April 09, 2007

Sendiri

Adikku memutuskan untuk kembali ke kampung menemani ayahku yang sendiri, sejak kepergian Simbok. 
Dan kini aku menempati rumah kontrakanku yang cukup luas (menurutku) sendirian. Rumah itu terdiri dari dua kamar yang cukup besar.
ruang tamu, ruang tengah, dapur, dan kamar mandi. Jika malam, semua lampu kunyalakan semua, dan TV pun kunyalakan sampai pagi.
Rasanya menempati rumah itu sendirian terlalu besar untukku. Padahal baru 5 bulan aku menempati rumah itu.
Rencanaku 5 bulan yang lalu, ketika aku memutuskan untuk mengontrak rumah ini adalah, aku tinggal berdua dengan adikku.
Dan dia mempunyai rencana untuk membuka praktek akupuntur di rumah tsb. Satu persatu peralatan dia beli. tinggal beli tempat tidur untuk kamar periksa.
Tapi belum ada uang. 
Sekarang rencana itu tinggal kenangan. Adikku kembali ke kampung menemani ayahku.
Ternyata hidup sendiri itu .... ada perasaan-perasaan yang muncul...
Aku membayangkan ayahku... sekarang sendiri,
anaknya cuma 2 orang
aku anak terbesar yang harus berjuang, bekerja untuk hidup dan kuliah
adikku anak terkecil yang saat ini menemani ayahku...
aku tak bisa bayangkan...
kehidupan di desa...
kalau tidak punya pekerjaan... sangat susah
Ya Allah lindungilah ayah dan adikku di kampung
mudahkan urusannya, lancarkan rizkinya
sejahterakanlah hidupnya ya Allah.
Amien ya Robbal 'alamin. 

www.rumahbeasiswa.com

Monday, April 02, 2007

Innalillahi wainna ilaihi raji'un

 Rabu, 21 maret 2007
Sekitar pukul 11.30 sepupuku menelponku mengabarkan bahwa Simbok meninggal. Tak terasa air mataku mengalir tak terbendung, dan suaraku tercekat. Susah aku tuk bicara. Innalillahi wainna ilaihi raji'un. Niatku untuk pulang ke klaten setelah gajian bulan Maret, ternyata aku harus pulang lebih cepat. Ibuku meninggal.
Aku segera menelepon kepala kantorku dan mengabarkan berita duka ini. Dan dengan segala kebaikan Pimpinan fakultasku, akhirnya siang itu juga aku terbang ke Jogja. Dengan Batavia Air, aku dan adikku berurai airmata, dan berharap aku dapat menyaksikan jasad terakhir Simbok. Telepon dari Klaten terus berdering sepanjang perjalanan menuju bandara, dan aku katakan Tolong tunggu kami, kami sedang di bandara, sambil menangis memohon agar kami ditunggu. 45 menit perjalanan di udara, terasa begitu lama. akhirnya aku dan adikku tiba di Bandara Adi Sucipto Jogjakarta. Begitu tiba di Bandara langsung kupesan taksi segera meluncur ke Karanganom. Dan kucoba telepon ke kampung, tuk memastikan, bahwa kami telah datang dan menanyakan tentang Simbok.
Ternyata, Simbok sudah dikuburkan.
Meski sedih, kucoba tuk tabahkan hati, bagaimanapun ibuku telah diurus dengan sebaik-baiknya sebagaimana layaknya. Dari memandikan, mengafani, menyolatkan, dan menguburkan telah dilakukan dengan sebaik-baiknya oleh masyarakat di kampungku.
Setiba dirumah, langsung kupeluk ayahkudan kubersimpuh dihadapannya sambil memohon maaf. Tak terbendung suah airmata ini.
Hari ini adalah hari duka cita bagiku.
Simbok yang sangat kucintai telah pergi menghadap Illahi
Aku belum mampu untuk membahagiakan selama hidupnya
Sekarang hanya doa yang dapat kupanjatkan untuk ibuku tercinta
Semoga Allah mengampuni segaladosa dan kesalahannya
dan menerima semua amal kebaikannya
dan menempatkan di dalam kasih dan sayangNya.
Robbigfirli waliwalidaya warhamhuma kama robbayani shoghira.
SMS duka cita dan belasungkawa memenuhi HPku
Surat duka cita dan kunjungan teman-teman memberikan ucapan duka cita
menjadi penghibur dalam duka ini, setidaknya aku tidak sendiri
banyak teman-teman yang bersimpati
banyak doa-doa mengalir dengan tulus untuk Simbok
Semoga husnul khatimah.
Karanganom, 21 Maret 2007

Friday, March 09, 2007

belajar jadi editor

selama kurang lebih seminggu ( 25-2-07 sd 2-03-070 aku mengikuti diklat editor buku yang diadakan oleh PUSGRAFIN bertempat di HT. Graha Dinar, Cisarua, Puncak.
banyak ilmu yang saya dapatkan dengan mengikuti pelatihan ini. selain itu saya banyak kenal dengan orang-orang pinter, Doktor-doktor muda yang bersahaja dan rendah hati serta tidak sombong. mereka ramah-ramah. disamping itu banyak juga kenalan editor dari university press. ada mbak rikrik dari ITB Press, bu Dr. Endang dari STIS Bandung, Pak Sarifudin anwar, Dr dari UNP Padang, Dr. Ice dari UNP Padang, Pak Arif dari Banten, mbak Dewi dari wonogiri, mbak ika dari UGM, dll. yang tidak dapat saya sebut namanya mereka datang dari Jawa, Sumatera, Bali, Kalimantan.

Wednesday, January 24, 2007

My Diary

13-Jan-2007 : 12:21:32
He sent message "Is bapakmu jangan kamu suruh ke Jakarta dulu aku belum siap"
(aku mulai bertanya-tanya ada apakah ini? Timbul keraguan dalam diriku! kucoba ber husnudzon kepadanya. masa sich dia nggak serius, lha wong kemarin kita berdua sudah belanja-belanja di Tanah Abang untuk acara lamaran kok.. dan rencananya sore ini sepulang kuliah mau beli sepatu......)

13-Jan-2007 : 18:53:29
He sent message " Is saya ada urusan saya tdk antar mohon maaf"
(keraguanku muncul kembali......... berarti sore ini tidak jadi beli sepatu...)

14-Jan-2007 : 02:00:01
ku bermunajat padaNya
"Ya Allah jika dia jodohku mudahkan dan dekatkan, jika bukan jauhkan sejauh-jauhnya dan berilah aku pengganti yang lebih baik darinya dan yang engkau Ridhoi"

15-Jan-2007 : 08:07:05
Sekali lagi ku bermunajat di waktu Dhuha ini."Ya Allah jika dia jodohku mudahkan dan dekatkan, jika bukan jauhkan sejauh-jauhnya dan berilah aku pengganti yang lebih baik darinya dan yang engkau Ridhoi"

15-Jan-2007:09:45:14
He sent message " Assalamu'alaikum is mohon doa & tawakal saya jadi ragu dan enggan untuk ke arah sana mohon kesabaran dan maaf. T.....k

(Alhamdulillah, terima kasih Ya Allah atas jawaban keraguanku............) Secepat itu aku mendapatkan jawaban.

Lalu bagaimana dengan orangtuaku? Alasan apa yang akan kusampaikan padanya mengenai pembatalan rencana pernikahan ini? dan juga kepada saudara-saudaraku di kampung?
Aku belum berniat memberitahukan ini kepadanya, khawatir kekecewaan orangtuaku dan kesedihannya mendengar kabar buruk ini.

Sunday, January 21, 2007

Ng"MC" di Cianjur



aku sedang ng"MC" di Desa Bina Kasih, Cianjur dalam acara Baksos FMIPA UHAMKA Jakarta

TAHUN BARU HIJRIYAH 1428H


Tahun Baru 1428 H ini kuawali dengan mengikuti kegiatan Bakti Sosial di Desa Binakasih, Cianjur. Bersama dengan Pimpinan Fakultas MIPA UHAMKA, dosen serta mahasiswa mengadakan kegiatan di sana. Kami berangkat dari Jakarta Pukul 06.00. Aku kebagian tugas sebagai MC.
Powered By Blogger