Popular Posts

Thursday, July 05, 2007

Pesona Kelembutan Islam

Pengajian: Pesona Kelembutan Islam
Oleh: Ustadz Hakamsyah Lc.

Di antara akhlak Nabi Saw. yang paling menonjol, beliau adalah
pribadi yang lemah-lembut. Kesaksian semua orang yang pernah semasa
dengan beliau, menggambarkan bahwa beliau tidak pernah berkata
kasar, tidak pernah mengumpat, dan tidak pernah berlaku bengis.
Bahkan, beliau Saw. tidak pernah marah, kecuali terhadap perbuatan
yang melanggar kehormatan agama.
Dalam ungkapan yang singkat, Dr. Yusuf al-Qardhawi
mengatakan, "Barangsiapa membaca sunnah Rasul Saw., baik dalam
perkataan maupun perbuatan, maka akan menemukan pancaran
kelemahlembutan dalam berdakwah dan interaksi sehari-hari. "
Ada beberapa hikmah yang bisa kita peroleh dari perangai
lemah-lembut, seperti telah dicontohkan oleh Nabi Saw. Yaitu di
antaranya: Pertama, kelemahlembutan bisa membuat kita menjadi
pribadi yang indah. Secara garis besar, Allah Swt. mengkaruniakan
dua keindahan kepada manusia: keindahan fisik, dan keindahan
kepribadian. Manusia pada umumnya mudah terpukau oleh keindahan
fisik. Namun, keindahan fisik ini akan segera kehilangan kesan bila
tingkah-laku dan kata-katanya kasar. Di sinilah, kelemahlembutan
menjadi kunci untuk mewujudkan pribadi yang indah. Nabi Saw.
bersabda:
"Åä Çááå íÚØí Úáì ÇáÑÝÞ ãÇ áÇ íÚØí Úáì ÇáÚäÝ, æãÇ áÇ íÚØí Úáì ãÇ ÓæÇå".
"Sesungguhnya Allah memberi (keutamaan) kepada
kelemahlembutan, yang tidak diberikanNya kepada kekerasan, dan tidak
juga diberikanNya kepada (sifat-sifat) yang lain." (HR. Muslim
dari `Aisyah ra.)
Dalam kesempatan lain, Nabi Saw. bersabda:
"Åä ÇáÑÝÞ áÇ íßæä Ýí ÔíÁ ÅáÇ ÒÇäå, æáÇ íäÒÚ ãä ÔíÁ ÅáÇ ÔÇäå".
"Sesungguhnya kelemahlembutan tidak melekat pada sebuah
pribadi kecuali sebagai perhiasan, dan tidak terlepas darinya
kecuali sebagai keaiban." (HR. Muslim)
Kedua, kelemahlembutan bisa membentuk orang-orang dan
lingkungan di sekitar kita. Banyak Sahabat radhiyalLahu
ta'âlâ `anhum yang memperoleh hidayah (masuk Islam) setelah
menyaksikan pribadi Nabi Saw. yang lemah-lembut. Salah satunya:
Tsumâmah bin Atsâl ra.
Suatu hari, Tsumâmah yang masih musyrik tertangkap dalam
sebuah peperangan melawan kaum Muslimin. Ketika Nabi Saw. menjenguk
para tawanan, beliau sempat bertanya kepada Tsumâmah, "Apa yang
ingin kau katakana, wahai Tsumâmah?"
Tsumâmah menjawab, "Jika kau hendak membunuhku, hai
Muhammad, sesungguhnya kau membunuh seseorang yang memiliki pengaruh
kuat. Jika mau berbuat baik kepadaku, maka kau berbuat baik kepada
orang yang tahu berterima kasih. Dan jika kau ingin harta tebusan,
sebutkan saja berapa pun jumlahnya, pasti akan aku bayar."
Namun Nabi Saw. tidak memerintahkan untuk membunuh Tsumâmah,
atau meminta tebusan darinya. Beliau Saw. malah mengingatkan para
Sahabat ra. agar merawat Tsumâmah dan tawanan lainnya dengan baik.
Demikianlah, sampai tiga kali kesempatan Nabi Saw.
menanyakan hal yang sama kepada Tsumâmah, ia terus menantang untuk
dibunuh saja atau membayar tebusan dalam jumlah yang besar.
Setelah para tawanan tersebut dirawat hingga pulih kondisi
mereka, alih-alih mereka dibunuh atau dimintai uang tebusan; Nabi
Saw. dengan senyum mengembang malah membebaskan mereka tanpa syarat
dan menyuruh mereka untuk kembali kepada keluarga masing.
Tsumâmah pun beranjak meninggalkan Nabi Saw dan para Sahabat
ra. Namun tak lama berselang, ia kembali menghadap Nabi Saw.,
mengikrarkan keislamannya. Lalu ia berkata, "Sungguh, wahai
Rasulullah, sebelum ini tiada orang yang paling saya benci di dunia
selain anda. Tapi sekarang anda menjadi orang yang paling saya
cintai di dunia ini." (HR. Bukhari dan Muslim)
Ketiga, kelemahlembutan adalah pelindung hati dari noda dan
penyakit kalbu. Yang perlu disadari, ketika kita berkata kasar dan
mengumpat, sebenarnya kita tidak sedang merugikan orang lain. Tapi,
terlebih lagi, kita sedang menodai hati kita sendiri, mengotorinya
dengan kekasaran, serta membuatnya menjadi keras.
Suatu kali, Nabi Saw. tengah dudukbersama Aisyah ra. Lalu
melintaslah sekelompok orang Yahudi di hadapan beliau. Tiba-tiba
mereka menyapa Nabi Saw. dengan memelesetkan
ungkapan "Assalâmu'alaikum" menjadi "Assâmu `alaika"—kebinasaan
atasmu, hai Muhammad.
Mendengar serapah orang-orang Yahudi itu, Aisyah ra. naik
pitam dan balik memaki mereka. Namun Nabi Saw. segera menenangkan
Aisyah ra. dan memintanya agar tidak mengotori mulut dan hatinya
dengan kekasaran dan kebencian. Lalu beliau memberikan alasan:
"Åä Çááå ÑÝíÞ æíÍÈ ÇáÑÝÞ Ýí ÇáÃãÑ ßáå".
"Sesungguhnya Allah Swt. lembut, dan menyukai
kelemahlembutan dalam segala hal." (HR. al-Bukhari)

Lemah-lembut dalam tutur kata, lemah-lembut dalam canda,
serta lemah-lembut dalam tingkah-laku ternyata merupakan salah satu
keteladanan yang paling menonjol dalam diri Rasulullah Saw. Dan saat
ini, dalam keseharian kita, baik dalam lingkup kehidupan sosial yang
paling kecil hingga yang paling besar; betapa kita menghajatkan
keteladanan ini demi terus menjaga keseimbangan sosial yang kita
miliki. Toh Allah Swt. telah berfirman:
"Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah suri teladan
yang baik bagimu; yaitu bagi orang-orang yang mengharap (keridhaan)
Allah…" (Al-Ahzâb; 21)
Kelemahlembutan bukan indikasi ketidakberdayaan, tetapi
merupakan tanda kemampuan untuk mengendalikan diri. Sebaliknya,
kekasaran bukan tanda kekuasaan, namun tanda kerapuhan emosional dan
kelemahan kepribadian.
Pada titik singgung ini, Nabi Saw. bersabda:
"ÅÐÇ ÃÍÈø Çááå ÚÈÏÇ ÃÚØÇå ÇáÑÝÞ. æãÇ ãä Ãåá ÈíÊ íÍÑøãæä ÇáÑÝÞ ÅáÇ
ÍÑøãæÇ ÇáÎíÑ".
"Apabila Allah Swt. menyukai seorang hamba, maka Ia akan
mengkaruniainya kelemahlembutan. Dan barangsiapa dari keluargaku
yang mengharamkan/ menjauhi kelemahlembutan, maka sesungguhnya dia
telah menjauhi kebaikan." (HR. Muslim dan Abu Dawud)

Doa untuk Simbok

Ya Allah lewat Blog ini saya berdoa untuk ibu saya, nenek dan kakek saya yang telah mendahului kami.
"Allahumagfirli wali walidaya warhamhuma kama robbayani saghira"
Ya Allah ampunilah dosa-dosa kedua orangtua kami dan sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku diwaktu kecil.
Ya Allah,
ampunilah dosa dan kesalahan ibu saya
sayangilah dia sebagaimana dia menyayangi kami di waktu kecil
berilah dia rahmat dan kasih sayangMu
balaslah setiap kebaikan yang ia lakukan
dan ampunilah setiap titik kesalahannya
Ya Allah ampunilah dosa nenek dan kakek kami
yang telah mendahului kami
berilah mereka tempat yang layak di sisimu
berilah mereka rahmat dan kasih sayangMu
pertemukanlah kami dalam rahmatMu
Amien.

Hari yang penuh perjuangan

Rabu, 4 Juli 2007. Aku ada janji rekaman untuk acara siaran SIPITUNG (Siaran Pemuda Pilar Tunas Bangsa) di RRI Medan Merdeka pukul 10. pagi. Dari Kampus Klender aku berangkat pukul 08.30. Berarti aku ada waktu perjalanan kurang lebih 1 1/2 jam. Ternyata jalanan macet. Dari kampung melayu naik mobil 01 arah Senen. Kemudian turun di Poli. dari situ naik Bajaj bayar 7000. Sepanjang jalan sudah ditelpon oleh Mbak Iren. Katanya narasaumber Dr. Ade Hikmat sudah datang di RRI. Sampai di RRI yang lumayan telat setengah jam. Rencananya habis rekaman aku mau langsung bimbingan ke Pak Bas di Puspendik. Semua bahan proposal sudah tadi malam kuselesaikan sampai jam 11 malam.
Ternyata aku harus rekaman untuk 5 kali siaran sekaligus. Biasanya sich untuk 4 kali siaran. Selesai rekaman sekitar jam 12.30. Berarti aku ada waktu sekitar setengah jam untuk sampai di kantor pak Bas. Untung tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih.
Saya SMS pak Bas. bahwa aku akan ke kantornya. masih bolehkan? maklum jam bimbingan jam 11 s.d. jam 13.00. Aku menunggu Bus di depan RRI dengan tujuan ke arah Senen. Tak lama kemudian ada Bus besar yang lewat dan ada tulisannya Senen ...... langsung aja aku naik. Ternyata lama banget kok nggak sampe-sampe. Lalu kondekturnya nanya, emang mau kemana? mau ke Balai Pustaka.  Wah... salah. ya sudah nanti turun aja di Kebon Jeruk (maksudnya Pintu Tol Kebon Jeruk). karena memang Busnya sudah masuk jalan Tol. 
Sebenarnya aku agak ragu-ragu ... kok nggak sampai-sampai. e... ternyata salah naik mobil.
Sampai di Pintu tol Kebon Jeruk aku kemudian ditunjukkan jalan oleh seorang perempuan arah mana yang harus kutuju untuk kembali ke arah Senen. Melalui jalanan yang menanjak ke arah jalan Tol dan harus "mbrobos" pagar besi jalanan, akhirnya aku sampai juga ke pintu tol arah sebaliknya. dan tentu saja dengan bertanya-tanya sana-sini. kebetulan ada seorang mahasiswa dari Universitas yang ada di Kebon Jeruk, aku ditunjukkan jalan tersebut. Alhamdulillah. masih ada orang baik yang nunjukin jalan.
Tiba-tiba SMS berbunyi, Pak Bas SMS : Jam 13.30 dia ada meeting. kalo ndak sempat ketemu, bimbingannya di Kampus aja." ya syukurlah. Aku balas SMS pak bas. Iya pak. saya malah nyasar jalan salah naik mobilnya. bimbingannya di kampus aja dech. tks.
Akhirnya kuputuskan untuk kembali ke Kampus Klender, dan aku naik bus ke arah Kp. Rambutan yang lewat UKI Cawang. karena mobilnya lewat jalan Tol terus, akhirnya di UKI pun turun dinya juga di pinggir pintu tol. dan sekali lagi aku harus "mbrobos" pagar pembatas jalan. Untung ada mbak-mbak juga yang juga lewat jalan yang sama. dan menunjukkan aku jalan mana yang harus aku lalui.
Kalau ingat kejadian itu ..... masya Allah. serem juga ya. celingak-celinguk sendirian cari jalan. untuk ada barengan.. alhamdulillah.
Sampai di Klender, masih banyak pekerjaan yang menumpuk. dan juga ada sedikit terjemahan yang harus kuterjemahkan. Ya beberapa lembar sich. dan lumayan Alhamdulillah bisa untuk bayar listrik, gas, telepon dan PAM bulan ini.
"Terimakasih ya Allah atas karuniaMu kepada hamba hari ini"
Powered By Blogger