Popular Posts

Thursday, March 13, 2008

Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Rajiun

Kamis, 6 Maret 2008 merupakan hari duka bagiku dan keluargaku. Ayahku berpulang menghadap Illahi dalam usia 63 tahun. Ayahku lahir 12 Sept 1945 dan meninggal 6 Maret 2008. Pada Bulan yang sama Maret 2007 Ibuku telah mendahului menghadap Illahi Robbi tepatnya 21 Maret 2007 dalam usia 65 tahun.
Pukul 12.30 Ustad 'Alim menelponku dan mengabarkan bahwa ayahku meninggal. Aku langsung berangkat ke Bandara. Dengan naik taxi, aku menuju terminal IA, ternyata penerbangan Lion Air, full. Karena memang besok adalah hari libur. Sehingga wajar kalau penerbangan ke Jogja penuh. Aku lalau menyusuri jalan sepanjang terminal menuju ke terminal IB, aku tanya ke Sri Wijiya dan Batavia, nggak dapat. Lalu aku menuju terminal IC, aku ke Adam Air, alhamdulillah dapat tiket penerbangan Pk. 17.30. Aku lalu minta tolong ke petugas, bagaimana caranya aku bisa ikut penerbangan yang jam 16.30.karena aku ditunggu pemakaman ayah. Lalu oleh petugas, saya disuruh cek ini pukul 16.00 langsung ke counter 6. Dan alhamdulillah aku bisa ikut penerbangan jam 16.30. Aku langsung telpon bu Ummu, ku kabarkan bahwa aku bisa terbang lebih cepat satu jam. Dan aku mohon agar ditunggu.
Penerbangan Jakarta Jogja, rasanya lama banget, aku ingin cepat sampai. Sepanjang perjalanan, air mataku mengalir. Teringat ayah. Aku berdoa, agar penerbangan selamat, karena mengingat cuaca yang kurang bagus. Sampai di rumah, kudapati jasad ayah terbungkus kain kafan. Lalu oleh tetanggaku, dibukakan kain penutup jasad ayahku dan diperlihatkan wajah ayahku. Kucium dahi ayahku dengan pelan dan hati-hati, agar jangan sampai air mata menetes di wajahnya. Selamat Jalan Ayah. Semoga Allah merahmatimu. Kemudian aku ambil air wudhu, aku sholat maghrib dan dietruskan sholat jenazah. Setelah itu jenazah diberangkatkan ke pemakaman. Aku mengikuti di belakang iring-iringan jenazah yang berjalan dengan cepat. Aku ikut sampai ke pemakaman. Tapi tidak sampai melihat penguburan ayah, karena tidak diperbolehkan. Aku lalu diajak pulang ke rumah oleh Bu Khusnul.Katanya, besok saja ke pemakamannya. perempuan nggak boleh ikut. Aku menurut saja, dan pulang bersama sepupuku dengan diantar oleh bu Khusnul. Sampai di rumah, tak lama kemudian teman-temanku dari PPNA Jogja datang. Ada Mbak Evi, Ocha, Mbak Nurhid, dll. Mereka mengucapkan belasungkawa dan duka cita atas meninggalnya ayah.
Selamat jalan Pak, Semoga Allah mengampuni dosa-dosa dan kesalahanmu serta memberikan tempat yang layak disisiNya. Amien.
Powered By Blogger